Tembak 20 Warga Sipil dalam Mall, Oknum Tentara Thailand Ditembak Mati oleh Pasukan Khusus

- 9 Februari 2020, 16:49 WIB
ILUSTRASI penembakan terhadap pelaku curanmor.*/DOK. PR
ILUSTRASI penembakan terhadap pelaku curanmor.*/DOK. PR /

PIKIRAN RAKYAT – Diberitakan sebelumnya, oknum tentara Thailand menembak mati sebanyak 17 orang warga sipil di dalam sebuah mall, namun kabar terbaru menyebut ia menembak sedikitnya 20 orang.

Oknum tentara Thailand tersebut memilih bersembunyi dalam sebuah pusat perbelanjaan dan akhirnya berhasil dilumpuhkan dengan tembakan mati pada Minggu, 09 Februari 2020.

Dikutip Pikiran-Rakyat.com melalui situs AFP, pria bersenjata bernama Sersan Mayor Jakrapanth Thomma, berhasil dilumpuhkan oleh pasukan komando dari unit polisi elite Thailand.

Baca Juga: Lewat Aplikasi E-BSPS Bedah Rumah, Kementerian PUPR Jangkau 206.500 Unit Rumah Tidak Layak Huni

Pasukkan khusus tersebut dibuat kewalahan setelah hampir 17 jam menyebabkan puluhan orang terluka dan mengejutkan masyarakat Thailand sepanjang akhir pekan.

Kejadian ini bermula dari dalam halaman Facebook yang diunggah pelaku bernama Jakrapant. Unggahan itu seolah memetakan serangan dari barak tentara di kota hingga ke pusat perbelanjaan, tempat sejumlah pembelanja yang tidak diketahui tetap terperangkap disana.

Pertumpahan darah dimulai sejak Sabtu sore, saat Jakrapanth menembak tiga orang tentara di rumah seorang perwira senior dan berpindah di barak tentara terdekat, sebelum akhirnya ia berhasil mengendarai kendaraan militer yang dicurinya ke pusat kota.

Baca Juga: Milenial Malas Gerak, Program Bayi Tabung di RSIA Puri Bunda Bali Meningkat 42 persen

Di sana, pelaku Jakrapant menggunakan senjata-senjata yang dicuri dari gudang militer untuk melepaskan pembantaian di pusat kota. Tepatnya di pusat perbelanjaan Terminal 21.

“Dia menggunakan senapan mesin dan menembak korban yang tidak bersalah hingga mengakibatkan banyak orang terluka dan mati," ujar juru bicara kepolisian Krissana Pattanacharoen.

Sepanjang hari itu, Jakrapanth mengunggah gambar dirinya dan menulis dalam beberapa unggahan di halaman Facebook-nya ketika serangan itu berlangsung.

Baca Juga: Malam Mencekam Dalam Sebuah Mall, Oknum Tentara di Thailand Tembak Belasan Warga Sipil

Dalam satu video yang sudah dihapus pihak Facebook, posting-an tersebut menerangkan seorang pria bersenjata  mengenakan helm tentara dan difilmkan dari jip dengan atap terbuka seraya mengatakan, "Saya lelah. Saya tidak bisa menarik jari saya lagi", ketika ia membuat pemicu simbol dengan tangannya.

Menurut Wakil Perdana Menteri Anutin Charnvirakul, dalam malam menegangkan itu pula, seorang perwira polisi yang ambil bagian dalam upaya mengusir pria bersenjata itu harus tewas.

"Dia telah dipukul dan sayangnya, dia tidak bisa melawannya, hingga tewas di tempat," ujar Anutin Charnvirakul.

Baca Juga: Peringati HPN 2020, IJTI Sangkuriang Gelar Gerakan Pungut Sampah di Kawasan Lembang

17 jam menegangkan itu berlalu dan pria bersenjata itu berhasil dilumpuhkan dengan tembakan mati.

"Dia ditembak mati tiga puluh menit yang lalu" ujar Kepala Divisi Penindasan Kejahatan Jirabhob Bhuridej.

Menurut Dokter Korat bernama Narinrat Pitchayakamin, kejadian mencekam tersebut menewakan 20 warga sipil dan sebanyak 42 orang mengalami luka-luka, sedang sembilan lainnya masih menjalani operasi.

Para korban selamat yang terkejut menceritakan tentang hari Sabtu yang biasa diisi berbelanja di mall mendadak menjadi menakutkan ketika pria bersenjata itu masuk.

Baca Juga: Luncurkan Layanan Contact Center 110, Polres Tasikmalaya: Jangan Dibuat Main-main

"Itu seperti mimpi. Saya bersyukur saya selamat. Aku sangat menyesal untuk mereka yang meninggal dan orang-orang masih terjebak di dalam mal," ujar seorang berusia 48 tahun bernama Sottiyanee Unchalee.

Seorang relawan penyelamat menceritakan sebuah adegan horor berdarah setelah timnya membawa empat mayat ke rumah sakit.

"Saya belum pernah melihat yang seperti ini. Saya hanya merasa sangat sedih. Dia adalah seorang prajurit, dia seharusnya tidak menembaki orang yang tidak bersenjata," ujar Peerapong Chatadee menutup kesaksiannya.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: AFP


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah