“Anak saya jaga obat saya, dia minta teman dan kenalan untuk mencari apotek di sekitar,” kata Marhij.
Marhij tidak punya pilihan selain menggantungkan diri pada anaknya untuk dapat mencarikan obat untuknya.
“Jika harga naik, saya tidak tahu bagaimana dia akan mampu membelinya,” katanya.
Baca Juga: Ikatan Cinta Malam Ini, Nino dan Ricky Lakukan Tes DNA pada Putri Elsa
Selama lebih dari dua tahun Lebanon mengalami pergolakan krisis ekonomi yang mendalam.
Krisis ini mengakibatkan hampir tiga perempat penduduknya masuk kedalam kemiskinan.
Bank sentral Lebanon selama bertahun-tahun telah memberikan subsidi untuk obat-obatan, bahan bakar dan gandum agar tetap pada tingkat harga resmi yang dipatok pemerintah.
Tetapi sejak nilai mata uang lokal mulai jatuh pada pertengahan 2019, bank sentral telah menarik kembali subsidi yang menguras cadangan devisa itu.
Baca Juga: Vaksin Pfizer dan Moderna Lebih Direkomendasikan Ketimbang JnJ, Menurut CDC AS
Pada bulan November, kementerian keseharan memangkas subsidi medis dari sekitar 1,7 triliun rupiah menjadi hanya 503 miliar rupiah.