PR TASIKMALAYA - Kasus infeksi flu burung H5N6 telah dilaporkan di kota Huizhou, Guangdong, China selatan.
Otoritas kesehatan di provinsi Guangdong mengatakan pada Sabtu (11 Desember 2021) bahwa ada satu kasus manusia terinfeksi virus H5N6.
Menurut Komisi Kesehatan Provinsi Guangdong dalam sebuah pernyataan, para ahli menganggap risiko penularan masih rendah pada tahap ini.
Namun, para ahli menyarankan warga untuk tetap waspada dan mengambil tindakan pencegahan terhadap virus flu burung tersebut.
Pencegahan yang perlu dilakukan misalnya menghindari mengunjungi pasar dengan unggas hidup, karena infeksi virus H5N6 dan H9N2 kemungkinan terjadi selama musim dingin dan musim semi.
Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Reuters, kasus tunggal H5N6 itu dialami seorang pria berusia 68 tahun.
Pria lanjut usia yang terinfeksi itu kini dirawat di rumah sakit, menurut pernyataan.
Diketahui, jumlah orang di China yang terinfeksi flu burung H5N6 tahun ini telah melonjak.
Hal itu sontak meningkatkan kekhawatiran di antara beberapa ahli, tentang kemungkian jenis flu yang saat ini beredar mungkin lebih menular.
Pada akhir Oktober, China telah melaporkan 21 infeksi manusia dengan subtipe H5N6 flu burung ke WHO.
Angka itu meningkat dari yang sebelumya hanya lima, pada tahun 2020.
Meskipun jumlahnya jauh lebih rendah daripada ratusan orang yang terinfeksi H7N9 pada tahun 2017, infeksi H5N6 lebih parah.
Baca Juga: Jadwal Tayang Eternals di Disney Plus, Catat Tanggal Rilis Filmnya
Bagaimana tidak, infeksi H5N6 menyebabkan sakit kritis, hingga dilaporkan setidaknya ada enam orang meninggal tahun ini.
"Peningkatan kasus manusia di China tahun ini mengkhawatirkan," Thijs Kuiken selaku profesor patologi komparatif di Erasmus University Medical Center di Rotterdam.
"Ini adalah virus yang menyebabkan kematian tinggi," sambungnya.***