PR TASIKMALAYA – Sebuah studi yang dilakukan Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) menyebut bahwa suntikan vaksin booster Covid-19 memberikan sekitar 70 persen hingga 75 persen perlindungan terhadap penyakit ringan dari varian Omicron.
Temuan yang dirilis pada Jumat, 10 Desember 2021 itu adalah beberapa data paling awal tentang perlindungan terhadap Omicron di luar studi laboratorium.
Data awal luar laboratorium menunjukkan bahwa Omicron diduga mampu mengurangi perlindungan terhadap penyakit ringan dari vaksinasi dua dosis awal.
Akan tetapi, menurut studi tersebut, suntikan booster dapat memulihkan perlindungan terhadap Omicron sampai batas tertentu.
Baca Juga: Money Heist Belum Berakhir karena Berlin Dibuatkan Spin-off, Siapa Peran Lain yang Akan Muncul?
"Perkiraan awal ini harus dipandang dengan hati-hati tetapi menunjukkan bahwa beberapa bulan setelah suntikan kedua, ada risiko lebih besar terkena varian Omicron dibandingkan dengan strain Delta," uja Mary Ramsay, kepala imunisasi di UKHSA.
Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Al Jazeera, ia menambahkan bahwa perlindungan terhadap penyakit parah diperkirakan akan tetap lebih tinggi.
“Data menunjukkan risiko ini berkurang secara signifikan setelah vaksin booster, jadi saya mendorong semua orang untuk disuntik booster saat memenuhi syarat,” jelasnya.
Dalam analisis terhadap 581 orang dengan Omicron yang dikonfirmasi, dua dosis vaksin AstraZeneca dan Pfizer-BioNTech memberikan tingkat perlindungan yang jauh lebih rendah.