“Delegasi UE menggarisbawahi bahwa kemungkinan membangun kehadiran minimal di Kabul, yang tidak memerlukan pengakuan, akan secara langsung bergantung pada situasi keamanan,” ungkap Uni Eropa.
“Serta pada keputusan efektif oleh otoritas de facto untuk memungkinkan UE memastikan perlindungan yang memadai bagi staf dan bangunannya,” lanjutnya..
Sementara itu, Macron juga memuji peran Qatar dalam membantu upaya evakuasi warga Eropa keluar dari Afghanistan menyusul kembalinya Taliban ke tampuk kekuasaan.
Penguasa baru Afghanistan itu telah mengimbau masyarakat internasional untuk pengakuan diplomatik dan pencabutan sanksi.
Hal itu dilakukan saat Taliban berjuang untuk menghidupkan kembali ekonomi negara yang terputus dari lembaga keuangan internasional.
Infrastruktur negara itu sudah hancur karena perang selama beberapa dekade dan pendudukan militer pimpinan AS.
AS telah membekukan hampir triliunan rupiah dalam cadangan bank sentral Afghanistan dan lembaga keuangan internasional telah menangguhkan pendanaan pembangunan untuk negara itu.
Tindakan tersebut menjerumuskan ekonomi yang sangat bergantung pada bantuan ke dalam krisis dan membuat para ekonom dan kelompok bantuan memperingatkan bencana kemanusiaan.