Negara-negara Eropa Diterjang Gelombang Keempat Covid-19, Para Ahli Ungkap Hal yang Diduga Jadi Penyebabnya

- 15 November 2021, 12:00 WIB
Ilustrasi. Para ahli mengungkap dugaan penyebab negara di benua Eropa diterpa gelombang keempat Covid-19.
Ilustrasi. Para ahli mengungkap dugaan penyebab negara di benua Eropa diterpa gelombang keempat Covid-19. /Pixabay/PixxlTeufel

PR TASIKMALAYA – Saat kasus Covid-19 mulai menurun, sejumlah negara di benua Eropa justru mulai menghadapi gelombang keempat virus mematikan itu, salah satunya di Eropa Barat.

Lantas apa yang menjadi penyebab utama sehingga sejumlah negara di Eropa Barat itu kini mulai menghadapi gelombang keempat Covid-19.

Simak ulasan selengkapnya tentang penyebab kasus Covid-19 kembali meningkat di sejumlah negara Eropa Barat, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari laman Guardian pada 13 November 2021.

Baca Juga: Tes Psikologi: Apakah Ini Lingkaran atau Bukan? Jawabannya akan Mengungkap Karakter Dirimu

Di kota Cologne, Jerman, masyarakat seolah-olah merasa pandemi Covid-19 itu telah berakhir, hingga mereka bersuka ria dengan pakaian yang mewah-mewah.

Bahkan, mereka berdesak-desakkan dalam kerumunan yang sangat padat demi menyambut karnaval tahunan yang berlangsung pada pukul sebelas, 11 November 2021.

Sementara di Paris, Prancis, sejumlah bar dan klub malam dibuka hingga larut malam dan penuh sesak, terpantau pada Rabu malam waktu setempat.

Baca Juga: Terungkap Awal Mula Berseteru, Larissa Chou Ternyata Sempat Minta Henny Rahman Instrospeksi

Lalu di Amsterdam, Belanda, sejumlah kegiatan perniagaan seperti kafe dan kedai kopi ramai dikunjungi pelanggan.

Akan tetapi, alih-alih menandai sebagai awal untuk menyambut perayaan puncak Natal dan Tahun Baru, justru hal itu mungkin menjadi malam pesta terakhir mereka usai gelombang keempat Covid-19 menerjang Eropa.

Bahkan, belasan kota di Belanda telah membatalkan sejumlah parade populer, yang biasanya menyambut anak-anak bangsa sebagai tanda kedatangan tahunan Sinterklas akhir pekan ini.

Baca Juga: Natasha Wilona Unggah Poto Bridesmaid Pernikahan Ria Ricis dan Teuku Riyan, Captionnya Kode Minta Nikah?

"Anda tidak dapat membayangkan berdiri di pasar sambil minum anggur sementara rumah sakit penuh," ujar Perdana Menteri negara bagian Saxony, Michael Kretschmer.

Kretschmer pun akhirnya mendesak pemerintah federal untuk membuat keputusan yang sulit demi menangani gelombang keempat Covid-19 ini.

Di Belanda, untuk pertama kalinya negara itu kembali memberlakukan aturan lockdown.

Baca Juga: Salah Satunya Oatmeal, 5 Makanan yang Dianjurkan untuk Menu Sarapan

Berlin, Jerman, juga akhirnya menerapkan aturan ketat protokol kesehatan Covid-19, dengan melarang konsumen yang belum divaksin masuk ke restoran.

Selain itu, Prancis juga terus melakukan kampanye kepada warganya untuk menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, infeksi Covid-19 di seluruh Benua kembali naik sebesar 7 persen, dan tingkat kematian 10 persen selama sepekan terakhir.

Baca Juga: Ramalan Kartu Tarot Hari Ini 15 November 2021: Sagitarius Hubungan yang Berakhir, Aquarius Terjebak

Ini menjadi satu-satunya wilayah di dunia yang kasus serta kematiannya terus meningkat.

Bahkan WHO menyatakan bahwa hampir dua pertiga dari infeksi baru, sekitar 1,9 juta kasus terjadi di Eropa.

Para ahli pun sepakat bahwa pemberian vaksin yang masih rendah dan berkurangnya kekebalan di antara orang-orang yang pertama kali divaksin, menjadi penyebab yang paling mungkin atas kejadian ini.

Baca Juga: Adsense dari Konten Vanessa Angel dan Bibi Ardiansyah Ditransfer untuk Gala, Denny Sumargo: Gue Kasih!

Selain itu, meningkatnya kepuasan masyarakat tentang penggunaan masker dan menjaga jarak usai pemerintah melonggarkan pembatasan pada musim panas ini, menjadi penyebab lainnya sehingga gelombang keempat Covid-19 menerjang negara di Eropa.***

Editor: Gracia Tanu Wijaya

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah