Dalam hal ekonomi, nilai mata uang Afghanistan runtuh, meskipun uang kertas kekurangan pasokan, sementara harga barang-barang pokok melonjak karena kekurangan.
PBB juga memperingatkan bahwa stok makanan di Afghanistan bisa habis.
Efek dari keruntuhan ekonomi dapat mematikan bagi negara manapun, termasuk Afghanistan yang sepertiga penduduknya berpenghasilan dengan kurang Rp28 ribu per hari.
Untuk Saleha, dia sekarang entah bagaimana harus menemukan cukup uang untuk melunasi utangnya atau kehilangan putrinya yang berusia tiga tahun. Suaminya, yang jauh lebih tua, tidak bekerja.
Saleha dan keluarganya telah bekerja di sebuah pertanian di Badghis tetapi terpaksa melarikan diri ke Herat karena pertempuran dan kekeringan. Mereka terpaksa meminjam uang untuk makan.
Baca Juga: Terungkap, Tiga 'Permintaan' Kakek Suhud pada Baim Wong hingga Sesali Pernah Minta Uang
“Jika hidup terus seperti ini, saya akan membunuh anak-anak saya dan saya sendiri,” kata Saleha.
"Saya bahkan tidak tahu apa yang akan dimakan keluarga saya malam ini. Saya akan berusaha mencari uang untuk menyelamatkan nyawa putri saya," tambah suami Saleha, Abdul Wahab.
Pemberi pinjaman, Khalid Ahmad, mengkonfirmasi bahwa dia mengatakan akan menghapus hutang keluarga dengan imbalan putri mereka yang berusia tiga tahun.