PR TASIKMALAYA – Tiga orang pekerja migran tewas dan satu terluka parah akibat tertabrak kereta api di barat daya Prancis.
Akan tetapi, alih-alih sedang menyeberang, pekerja migran di Prancis itu tertabrak saat mereka tidur di rel kereta api.
Ketiga korban tewas seketika ketika kereta api menabrak mereka di rel di Ciboure, dekat Saint-Jean-de-Luz, Prancis barat daya, sekitar pukul 05.30 pada Selsa, 12 Oktober 2021.
Kejadian itu disebut seorang pejabat Prancis sebagai drama manusia yang mengerikan.
Salah satu dari mereka yang meninggal adalah pria berusia 21 tahun, sementara pekerja migran keempat selamat dengan hanya patah kaki.
Para pekerja migran diyakini telah menyeberangi perbatasan dari Spanyol, yang berjarak sekitar 11,2 km jauhnya.
Baca Juga: Ini Dia Ramalan Hari, Angka, hingga Warna Keberuntungan Zodiak Scorpio dan Libra pada MInggu Ini
Walikota Ciboure, Eneko Aldana-Douat, mengatakan kehadiran polisi yang meningkat berarti beberapa migran menjauh dari jalan utama.
"Korbannya adalah migran yang sedang tidur atau berbaring di samping rel," katanya, dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Daily Mail.
Dia mengatakan banyak migran melewati daerah itu setelah mereka melintasi perbatasan secara ilegal dari Spanyo.
Para migran juga sering menjauh dari jalan utama menuju Paris dan Bordeaux karena tekanan polisi.
Jaksa regional Jerome Bourrier, dari kota Bayonne, mengatakan para korban tampaknya adalah migran Aljazair yang telah diusir dari Spanyol dan tertidur di rel.
Kereta sedang melakukan perjalanan ke utara dari Hendaye, sebuah kota resor tepi laut di perbatasan Prancis dengan Spanyol, menuju kota Bordeaux.
Bourrier mengatakan salah satu korban adalah seorang pria berusia 21 tahun yang baru-baru ini menerima perintah pengusiran dari polisi imigrasi Spanyol.
Dua orang lainnya memiliki dokumen yang menunjukkan bahwa mereka berada dalam situasi yang sama tetapi polisi Prancis belum memverifikasi identitas mereka.
Satu-satunya yang selamat terluka parah di rumah sakit meskipun jaksa Bayonne mengatakan hidup mereka tidak dalam bahaya.
Jumlah migran di Prancis terus meningkat dalam sepuluh tahun terakhir.
Catatan terbaru menunjukkan jumlah migran melonjak 77.080 dari 194.920 pada 2009 menjadi 272.000 pada 2019, menurut Statista.***