Sebut sebagai Bukti Risiko Menentang Kekerasan, Aktivis HAM Serukan Penyelidikan Pembunuhan Pemimpin Rohingya

- 3 Oktober 2021, 14:20 WIB
Aktivis HAM menyerukan penyelidikan terhadap kasus pembunuhan pemimpin Rohingya di Bangladesh, sebut bukti nyata risiko menentang kekerasan.
Aktivis HAM menyerukan penyelidikan terhadap kasus pembunuhan pemimpin Rohingya di Bangladesh, sebut bukti nyata risiko menentang kekerasan. /Foto: Reuters/ Mohammad Ponir Hossain//

“Selama bertahun-tahun sekarang, kami telah mengikuti Mohibullah, dia adalah permata bagi kami dan melakukan banyak hal untuk kami, tetapi kami tidak dapat menyelamatkannya,” tuturnya.

“Dia membawa kasus kami ke komunitas global untuk mencari keadilan bagi kami,” sambungnya.

Baca Juga: Sebut Lesti Kejora dan Rizky Billar Tidak Perlu Terpancing Emosi, Indra Bekti: Menikmati Sensasi

Mohibullah menjadi terkenal ketika dia dipilih untuk mewakili komunitasnya dalam kunjungan untuk bertemu dengan Presiden AS saat itu, Donald Trump, di Gedung Putih.

Ia juga menghadiri sesi Dewan Hak Asasi Manusia PBB di Jenewa pada 2019.

Human Rights Watch (HRW) menyebut Mohibullah sebagai suara vital bagi komunitas Rohingya.

Baca Juga: Sebut Hukum Nikah Siri Rizky Billar dan Lesti Kejora Sah, Begini Penjelasan Ustaz Sayyidi Marzuqi

“Dia selalu membela hak-hak Rohingya untuk kembali dengan aman dan bermartabat dan memiliki suara dalam keputusan mengenai kehidupan dan masa depan mereka.

“Pembunuhannya adalah demonstrasi nyata dari risiko yang dihadapi oleh orang-orang di kamp-kamp yang berbicara untuk kebebasan dan menentang kekerasan,” ucap Meenakshi Ganguly, direktur kelompok hak asasi Asia Selatan.

Amnesty International juga mengutuk pembunuhan itu dan mendesak pihak berwenang Bangladesh dan badan pengungsi PBB untuk bekerja sama memastikan perlindungan orang-orang di kamp.

Halaman:

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah