PR TASIKMALAYA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut bahwa mereka telah sangat sedih setelah penyelidikan independen yang dilakukan mengatakan wanita dan anak perempuan dilecehkan secara seksual oleh pekerja bantuan dari organisasi itu.
Dugaan pelecehan seksual yang dilakukan pekerja WHO tersebut terjadi selama wabah Ebola 2018-2020 yang menghancurkan di Republik Demokratik Kongo.
Temuan pelecehan seksual itu digambarkan sebagai hal mengerikan oleh direktur jenderal WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Baca Juga: Hasil Pertandingan Liga Champions Eropa 28 September 2021: PSG Menang, Real Madrid Tumbang
Sedangkan direktur regionalnya untuk Afrika, Matshidiso Moeti, mengatakan dia merasa ngeri dan patah hati atas hal tersebut.
Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari The Guardian, WHO memeriksa sekitar 80 kasus pelecehan seksual pada wanita dan anak perempuan berusia 13 hingga 43 tahun.
Mereka mengidentifikasi 21 karyawan yang bekerja untuk badan kesehatan global PBB tersebut di antara pelaku pelanggaran serius, termasuk sejumlah tuduhan pemerkosaan.
Menurut laporan itu, pelecehan tersebut menyebabkan 29 kehamilan, dengan beberapa pelaku bersikeras bahwa perempuan tersebut melakukan aborsi.