Dilaporkan di Jumat pagi, 14 Mei 2021, warga Palestina yang bermukim di jalur Gaza sebelah utara dan timur Israel telah meninggalkan tempat masing-masing dan mengungsi ke daerah yang memiliki lebih banyak gedung dengan harapan bisa menghindari gempuran tentara Israel.
Tidak hanya membuat warga Palestina kocar-kacir mencari tempat untuk mengungsi, serangan Israel ini juga telah menyebabkan semakin padatnya rumah sakit di Palestina.
Baca Juga: Jelang Laga Final Kontra Chelsea, Pep Guardiola Minta Para Pemain Manchester City untuk Selalu Fokus
Padahal rumah sakit di Palestina sudah padat oleh pasien yang menderita Covid-19.
Kini mereka juga harus menampung warga sipil yang jadi korban perang.
Beberapa rumah sakit di Palestina menyiasati lonjakan pasien dengan cara membuka UGD darurat di luar rumah sakit.
UGD tersebut diperuntukan khusus untuk menangani luka akibat terserempet peluru, luka jahit, serta untuk melakukan praktik amputasi.
Selain krisis jumlah kamar rawat di rumah sakit, tidak cukupnya jumlah ambulans di Palestina juga menyebabkan warga yang terluka terpaksa dibawa ke rumah sakit dengan menggunakan mobil pribadi atau dengan cara berjalan kaki.
Rumah Sakit Shifa yang merupakan rumah sakit terbesar, menjadi sasaran utama dari para pengungsi Palestina yang terluka.