Menurut Taher al-Kafarneh, serangan Israel pertama kali datang ketika waktu hampir tengah malam.
Roket berterbangan dari sana-sini dan jalanan pun dihujani serangan misil.
“Ada granat entah dari pesawat atau meriam yang mengenai lantai pertama dari tempat pengungsian kami. Padahal di sana ada anak-anak saya juga anak pengungsi yang lain. Listrik di sini pun mati,” ucap Taher al-Kafarneh.
Serangan yang menimpa bangunan tiga lantai tempat pengungsian Taher al-Kafarneh dan pengungsi Palestina lainnya itu telah menyebabkan sebanyak 40 hingga 50 orang mengalami luka-luka.
Para pengungsi berhamburan keluar dari dalam gedung sembari bertelanjang kaki.
Kemudian hanya terus menunggu di luar hingga ambulans berdatangan.
Baca Juga: Hotman Paris Unggah Foto dan Kenang Meriam Bellina, Melaney Ricardo: CLBK Pung
Ambulans pun hanya bisa sampai di lokasi tertentu saja dan bukannya tepat di dekat area pengeboman.
Menyebabkan mereka yang tidak terluka harus menggotong yang terluka ke area di mana ambulans parkir.