Ribuan Buruh Garmen Ditahan di Pabrik, Cegah Ikut Demonstrasi Menentang Kudeta Myanmar

- 16 Maret 2021, 19:01 WIB
Ilustrasi. Ribuan buruh garmen Myanmar ditahan oleh supervisi karena khawatir para buruh akan turun ikut demonstrasi menentang kudeta militer.*
Ilustrasi. Ribuan buruh garmen Myanmar ditahan oleh supervisi karena khawatir para buruh akan turun ikut demonstrasi menentang kudeta militer.* /Reuters/STRINGER/REUTERS

Lebih dari 1.000 buruh dikurung dalam pabrik, mereka baru dibebaskan beberapa jam berikutnya.

Para buruh juga melaporkan, sekitar 20 orang dipecat karena mangkir bekerja untuk ikut demonstrasi.

Baca Juga: Jokowi Tolak Soal Isu Tiga Periode, Jimly Asshiddiqie: Bukan Soal Minat dan Tidak, UUD Ada di Atas Presiden

Itu terjadi setelah banyak pekerja di Myanmar menolak masuk kerja demi berdemonstrasi.

Di sisi lain, juru bicara GY Sen menampik tuduhan mereka telah mengurung para pekerjanya di pabrik agar tidak berdemonstrasi.

Menanggapi isu ini, Primark sebagai pihak yang bekerja sama dengan GY Sen berjanji akan berkoordinasi dengan penyuplainya itu.

Baca Juga: Riz Ahmed, Muslim Pertama yang Berhasil Tembus Nominasi Piala Oscar untuk Kategori Aktor Terbaik

"Jika diperlukan, mungkin akan melibatkan pihak ketiga yang terpercaya. Jika memang ada aturan etik yang dilanggar GY Sen, maka kami akan bersama-sama mengatasi isu ini," sebut pernyataan resmi Primark.

Primark juga menyatakan komitmennya untuk berpihak terhadap para buruh.

"Kami percaya bahwa adalah tanggung jawab kami untuk melakukan semua yang kami bisa untuk mendukung buruh yang terlibat dalam rantai produksi."

Halaman:

Editor: Arman Muharam

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x