Berdasarkan hal tersebut, Ia akhirnya mengarang cerita dengan menyebut bahwa guru sejarahnya, Samuel Paty, telah menginstruksikan siswa Muslim untuk meninggalkan kelas sehingga dia bisa menunjukkan sisanya yaitu sebuah karikatur Nabi Muhammad.
Sebelum terjadi apapun, kebohongan gadis tersebut tampak seperti kebohongan yang cukup tidak berbahaya, tetapi ternyata hal itu memicu serangkaian peristiwa yang menyebabkan kengerian yang tak terbayangkan.
Baca Juga: Memiliki Tanda yang Berbeda, Kenali 4 Gejala Stroke dan Dampak yang Bakal Ditimbulkan
Diketahui, sepuluh hari setelah membuat kebohongan tersebut, ternyata gurunya meninggal karena dibunuh oleh teroris.
Hal tersebut menyisakan duka yang mendalam bagi keluarga Samuel Paty. Bahkan lebih jauh dari itu, Prancis mengalami trauma atas berkambangnya isu Islamophobia yang merebak ke seluruh penjuru dunia hingga membuat Prancis menjadi sorotan umat Muslim seluruh dunia.
Tak hanya itu, akibat dari adanya kasus tersebut, seorang gadis yang melakukan kebohongan beserta ayahnya menghadapi tuntutan pidana.
Dua remaja lainnya, yang mengambil uang dari si pembunuh, Abdullakh Anzorov, juga sedang diselidiki.
Pada Minggu, 7 Maret 2021 Le Parisien mengungkapkan bahwa gadis yang akrab disapa Z itu mengaku salah menuduh Samuel Paty.
Surat kabar itu mengatakan dia mengaku kepada hakim anti-teroris yang menyelidiki bahwa dia telah berbohong, dan bahwa dia bahkan tidak berada di kelas di mana Samuel Paty menunjukkan karikatur kontroversial kepada murid-murid dari surat kabar satir Charlie Hebdo.
Surat kabar mengatakan gadis itu berbohong karena dia ingin menyenangkan ayahnya.
“Dia tidak akan berani mengakui kepada ayahnya alasan sebenarnya dia dikeluarkan sesaat sebelum tragedi itu, yang sebenarnya terkait dengan perilakunya yang buruk,” lapor Le Parisien.