Jenis Covid-19 Baru Tak Terkendali, Negara Eropa Tutup Akses Perjalanan dari Inggris

- 21 Desember 2020, 09:43 WIB
  Belgia mengumumkan larangan semua penerbangan dan kereta api dari Inggris.
Belgia mengumumkan larangan semua penerbangan dan kereta api dari Inggris. /NDTV.com/

PR TASIKMALAYA - Negara-negara Eropa menutup akses perjalanan dari Inggris mulai hari Minggu, 20 Desember 2020.

Bahkan, WHO telah menyerukan tindakan penahanan yang lebih kuat karena pemerintah
Inggris memperingatkan tentang adanya indikasi jenis varian baru dari Covid-19.

WHO diketahui telah mendesak anggotanya di Eropa untuk meningkatkan tindakan terhadap munculnya indikasi jenis baru Covid-19 yang beredar di Inggris.

Baca Juga: Kantongi Identitas Pelaku Penusukan dalam Aksi 1812, Yusri: Kita Kejar Sampai Dapat Pelakunya

Beberapa negara yang telah melakukan tindakan diantaranya, Prancis yang diketahui telah memblokir sementara akses dari Inggris dalam bentuk apapun.

Sementara Jerman, Irlandia, Italia, Austria, Rumania, Belanda dan Belgia mengatakan mereka telah bergerak untuk memblokir perjalanan udara.

Selain itu, otoritas penerbangan sipil Kuwait juga menambahkan Inggris ke daftar negara berisiko tinggi, yang berarti semua penerbangan darinya dilarang.

Baca Juga: Senin, 21 Desember 2020: Daftar Lokasi Layanan Samsat Keliling Jabodetabek

Berdasarkan informasi yang beredar, tindakan-tindakan tersebut telah didiskusikan oleh Macron, Merkel, dan kepala Uni Eropa Ursula von der Leyen dan Charles Michel yang diketahui telah mengadakan pembicaraan tentang masalah tersebut

Menurut kabar terbaru, Pemerintah Jerman telah mengatakan bahwa pembatasan tersebut dapat juga diadopsi oleh 27 anggota seluruh Uni Eropa.

Selain itu, beberapa sumber juga menyebut bahwa negara-negara Uni Eropa juga membahas tanggapan bersama atas hubungan laut, jalan raya dan kereta api dengan Inggris.

Baca Juga: Tiga Ketua RW Juara Sapawarga Bakal Dapat Hadiah Khusus dari Ridwan Kamil

Meskipun ada kekhawatiran tentang adanya indikasi jenis baru dari Covid-19, para ahli Uni Eropa yakin itu tidak akan berdampak pada efektivitas vaksin yang ada, kata menteri kesehatan Jerman.

"Menurut semua yang kami ketahui sejauh ini" strain baru "tidak berdampak pada vaksin," yang tetap "sama efektifnya," kata Jens Spahn kepada penyiar publik ZDF, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya dari Arab News, Senin, 21 Desember 2020.

Roma dan Berlin pada hari Minggu telah mengumukan bahwa keduanya akan menangguhkna penerbangan ke dan dari Inggris mulai tengah malam.

Baca Juga: Simak! Berikut ini 6 Jenis Sumber Energi yang Wajib Ada di Kulkas

Dublin mengatakan, akan menangguhkan hubungan udara dengan Inggris selama "setidaknya" 48 jam.

Sementara itu, Belanda diketahui telah memberlakukan larangan penerbangan Inggris mulai pukul 6 pagi (05.00 GMT) pada hari yang sama yaitu Minggu, 20 Desember 2020.

Serta Belgia mengatakan, akan mengikutinya mulai tengah malam dengan larangan pesawat dan kereta api dari Inggris.

Baca Juga: Tekan Kasus Covid-19, Begini Tiga Aturan Utama Protokol Kesehatan saat Libur Nataru

Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Angela Merkel, dan kepala Uni Eropa Ursula von der Leyen dan Charles Michel diketahui telah mengadakan panggilan konferensi pada hari Minggu, 20 Desember 2020 untuk membahas tentang masalah tersebut.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan, penularan Covid-19 jenis baru telah memaksanya untuk melakukan penguncian di sebagian besar Inggris selama periode Natal.

“Sayangnya jenis baru itu di luar kendali. Kami harus mengendalikannya,” ujar Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock mengatakan kepada Sky News.

Baca Juga: Sentil Jokowi, Rocky Gerung: Saya Kira Demokrasi Sudah Mati

Untuk diketahui, para ilmuwan pertama kali menemukan varian baru pada pasien Covid-19 pada bulan September lalu.

Keseriusan untuk menanggapi hal tersebut dimulai ketika para ahli juga menyatakan bahwa menurutyang mereka yakini, jenis baru tersebut diketahui 70 persen lebih mudah menular.

Hal tersebut juga telah diungkapkan oleh tenaga kesehatan Inggris Chris Whitty.

Baca Juga: Ekspor Perdana Kendaraan, Jokowi Berharap Pelabuhan Patimban Dukung Sektor Lain

"Tidak ada bukti saat ini yang menunjukkan (itu) menyebabkan tingkat kematian yang lebih tinggi atau mempengaruhi vaksin dan perawatan, meskipun pekerjaan mendesak sedang dilakukan untuk mengonfirmasi ini," ujar Chris.

Dimulainya cuaca musim dingin yang lebih dingin di belahan bumi utara, dimana berbagai jenis penyakit termasuk berbagai penyakit penafasan berkembang.

Negara-negara Eropa telah bersiap menghadapi gelombang baru Covid-19 dengan pembatasan yang lebih ketat, meskipun terjadi kerusakan ekonomi akibat adanya kebijakan lockdown yang terjadi awal tahun ini.

Baca Juga: Lion Air Sampaikan Permohonan Maaf atas Insiden Tergelincirnya Pesawat JT-173

Dengan segala dinamika pandemi Covid-19 tersebut, peluncuran vaksinasi yang cepat saat ini dilihat sebagai satu-satunya cara efektif untuk mengakhiri berbagai krisis khususnya krisis ekonomi yang menjadi permasalahan diseluruh negara-negara di dunia.

Eropa diperkirakan akan memulai kampanye vaksinasi besar-besaran setelah Natal setelah Amerika Serikat dan Inggris, yang telah mulai memberikan suntikan aksin Pfizer-BioNTech yang telah disetujui.

Rusia dan Tiongkok juga mulai memberikan vaksin yang diproduksi dalam negeri mereka sendiri.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Arab News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah