Bahas Kemerdekaan Palestina, Menlu Yordania dan Israel Adakan Pertemuan Langka

- 4 Desember 2020, 19:40 WIB
Ilustrasi bendera Palestina.
Ilustrasi bendera Palestina. /Foto: Pixabay/Bennian/

PR TASIKMALAYA - Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi dikabarkan telah mengadakan pertemuan ‘langka’ dengan mitranya dari Israel.

Pertemuan tersebut untuk mendesak dimulainya kembali negosiasi yang sempat tersendat antara Palestina dan negara Yahudi.

Pertemuan digela beberapa hari setelah pemimpin Otoritas Palestina (PA) Mahmoud Abbas
mengunjungi Yordania sebagai bagian dari tur Arab.

Baca Juga: Iyut Bing Slamet Ditangkap, Hasil Tes Urine Positif Narkoba

Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan dukungan bagi perjuangan Palestina setelah kandidat Demokrat Joe Biden resmi mengalahkan Donald Trump dalam Pilpres AS 2020.

Dalam pertemuan di penyeberangan Jembatan Allenby, antara Yordania dan Tepi Barat yang diduduki Israel, Safadi mengatakan pembentukan negara Palestina merdeka adalah kunci untuk mengakhiri konflik dengan Israel.

"Tidak ada alternatif bagi solusi dua negara antara Israel dan Palestina," katanya kepada Menteri Luar Negeri Israel Gabi Ashkenazi sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Daily Sabah.

Baca Juga: Sempat Diisukan Mangkir, Kali Ini HRS Dijadwalkan Kembali oleh Polda Metro Jaya

“Perlu kembali ke meja perundingan sesuai hukum internasional untuk mencari solusi nyata untuk mencapai perdamaian yang berkeadilan,” sambung Safadi.

Pertemuan yang jarang terjadi antara pejabat dari kedua negara dan yang pertama dilaporkan secara resmi antara Safadi dan Ashkenazi sejak yang terakhir, mantan kepala staf angkatan darat, menjadi menteri luar negeri pada bulan Mei.

Sebagaimana diketahui, Yordania dan Israel telah terikat oleh perjanjian damai sejak 1994, tetapi hubungan antara kedua tetangga itu sering tegang.

Baca Juga: Hindari 3 Hal Berikut! Bisa Membuat Program Menurukna Berat Badan Jadi Terhambat

Safadi mengatakan melanjutkan pembicaraan antara Israel dan Palestina tepat waktu, "terutama mengingat keputusan PA untuk melanjutkan kerja sama keamanan dengan Israel."

Bulan lalu, Palestina mengumumkan bahwa mereka memulihkan koordinasi dengan Israel yang telah mereka hentikan pada Mei lalu karena rencana Israel untuk mengambil wilayah bagian Tepi Barat.

Israel menunda rencana pencaplokannya, dengan imbalan kesepakatan untuk menormalisasi
hubungan dengan Uni Emirat Arab (UEA) yang diumumkan pada Agustus.

Baca Juga: Diduga Tukang Tenda di Acara HRS Dipanggil Kepolisian, Said Didu : Berikutnya Catering?

Abbas mengadakan pembicaraan di Yordania pekan lalu dengan Raja Yordania Abdullah II menjelang kunjungan ke Mesir, di mana ia bertemu secara terpisah dengan Presiden Abdel-Fattah el-Sissi dan ketua Liga Arab Ahmed Aboul Gheit.

Selama tur, para pemimpin Arab yang dia ajak bicara menyerukan upaya internasional yang ditingkatkan untuk solusi konflik Palestina-Israel berdasarkan solusi dua negara.

Pembicaraan antara Israel dan Palestina telah dibekukan sejak 2014, dan rencana perdamaian AS yang diumumkan pada Januari telah disambut baik oleh Israel tetapi ditolak mentah-mentah oleh Palestina karena bias.

Baca Juga: Tukang Tenda Acara HRS Dikabarkan Dipanggil Polisi, Fadli Zon : Jadi Catatan Sejarah Kelam Demokrasi

Rencana tersebut merupakan salah satu langkah yang didorong oleh pemerintahan Trump - termasuk pengakuan atas Yerusalem sebagai "ibu kota yang tidak terbagi" - yang telah membuat marah warga Palestina.

Palestina, yang ingin mendirikan negara merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya, memutuskan hubungan dengan pemerintahan Trump, dan sekarang berharap dapat meningkatkan hubungan dengan pemerintahan Biden yang akan datang.

Israel merebut Tepi Barat selama Perang Enam Hari 1967 dan sejak itu, lebih dari 700.000 orang Israel telah pindah ke permukiman di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.

Halaman:

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Daily Sabah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x