Menlu Arab Saudi: Tak Ada Pihak Israel yang Hadir dalam Pertemuan Putra Mahkota Arab dan Menlu AS

- 24 November 2020, 11:22 WIB
Bendera Arab Saudi
Bendera Arab Saudi /Pixabay / Chickenonline

PR TASIKMALAYA - Menteri Luar Negeri (Menlu) Arab Saudi pada hari Senin, 23 November 2020 mengatakan bahwa tidak ada pejabat Israel yang hadir pada pertemuan antara Putra Mahkota Mohammed bin Salman dan Menteri Luar Negeri (Menlu) AS.

Pangeran Faisal bin Farhan membantah laporan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bergabung dalam pembicaraan di NEOM dengan Mike Pompeo pada hari Minggu, 22 November 2020.

Dia mengatakan pertemuan itu hanya dihadiri oleh Saudi, Pompeo sendiri dan duta besar AS untuk Kerajaan, John Abizaid.

Baca Juga: Kepala Desa yang Jadi Buronan Korupsi Hampir Rp1 Miliar, Resmi Ditangkap Kejagung

“Satu-satunya non-Saudi pada pertemuan dengan HRH putra mahkota adalah Sekretaris Pompeo dan duta besar AS," ujar Pangeran Faisal, dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Arab News pada Selasa 24 November 2020.

"Saya telah melihat laporan pers tentang pertemuan antara HRH Putra Mahkota dan pejabat Israel selama kunjungan baru-baru ini oleh @SecPompeo," ungkap Pangeran Faisal bin Farhan.

“Tidak ada pertemuan seperti itu yang terjadi. Satu-satunya pejabat yang hadir adalah orang Amerika dan Saudi,” imbuhnya.

Pompeo diketahui tela bertemu dengan putra mahkota di kota utara NEOM pada Minggu, 22 November 2020 malam sebagai bagian dari tur regionalnya.

Baca Juga: Dongkrak Elektabilitas Pilkada, Erji Tonjolkan Keberhasilan Risma Selama Pimpin Surabaya

"Mereka meninjau hubungan persahabatan, bidang kerja sama bilateral antara kedua negara dan cara untuk meningkatkannya," lapor Saudi Press Agency.

"Mereka juga membahas perkembangan terkini di Timur Tengah." sambungnya.

Pertemuan tersebut dihadiri oleh Pangeran Faisal dan Abizaid.

Perjanjian baru-baru ini dengan UEA, Bahrain dan Sudan untuk menjalin hubungan dengan Israel telah menimbulkan spekulasi bahwa negara-negara Arab lainnya mungkin akan menyusul.

Baca Juga: Komitmen Budaya Antikorupsi, Delapan Partai Politik Sepakati Proparpol KPK

Arab Saudi mengatakan harus ada kesepakatan damai terlebih dahulu antara Israel dan Palestina sebelum Kerajaan menjalin hubungan dengan Israel.

Tak lama setelah perjanjian UEA dengan Israel diumumkan, Pangeran Faisal mengatakan Arab Saudi akan terus mematuhi Rencana Perdamaian Arab dalam hubungannya dengan Israel.

Rencana tersebut, yang disponsori oleh Kerajaan pada tahun 2002, mengatakan hubungan dengan Israel akan dinormalisasi setelah kesepakatan damai dicapai dengan Palestina yang termasuk negara merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya.

Rencananya akan membuat Israel mundur dari wilayah Palestina yang diduduki sejak 1967.

Baca Juga: Lebih Banyak dari Anies Baswedan, Wagub DKI Dicerca 46 Pertanyaan Soal Kasus Kerumunan HRS

“Ketika kami mensponsori Rencana Perdamaian Arab pada 2002, kami sepenuhnya membayangkan bahwa pada akhirnya akan ada hubungan antara semua negara Arab, termasuk Arab Saudi, dan Israel jika syaratnya terpenuhi,” kata Pangeran Faisal pada Agustus silam.

"Arab Saudi tetap berkomitmen pada perdamaian sebagai opsi strategis berdasarkan Rencana Perdamaian Arab dan resolusi internasional yang relevan yang memungkinkan rakyat Palestina untuk mendirikan negara mereka sendiri dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya," tambahnya. ***

 

Editor: Tita Salsabila

Sumber: Arab News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x