Senang Donald Trump Kalah, Pimpinan Hizbullah: yang Terpilih pun Tak akan Lakukan Perubahan

12 November 2020, 11:16 WIB
Pemimpin Hizbullah, Sayyid Hassan Nasrallah saat berpidato di Beirut, Lebanon, Jumat 7 Agustus 2020. /Dok. Strait Times

PR TASIKMALAYA - Donald Trump dinyatakan kalah dalam Pemilihan Presiden Amerika Serikat atas penantangnya, Joe Biden.

Mendengar kabar Trump kalah, pemimpin Hizbullah Lebanon, Sayyed Hassan Nasrallah menyatakan dirinya senang dengan kabar tersebut.

Mengenai hal itu, Sayyed mendesak semua sekutu yang berada di kawasan untuk tetap mewaspadai AS atau Israel selama sisa masa jabatan Donald Trump.

Baca Juga: Sempat Terhenti karena Kasus Kematian, Brasil Lanjutkan Uji Klinis Vaksin Sinovac

Sayyed Hassan Nasrallah, dalam pidato yang disiarkan televisi, menggambarkan pemerintahan Trump sebagai yang terburuk di antara yang terburuk di Amerika Serikat.

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Reuters, Nasrallah mengatakan, Presiden Amerika Serikat terpilih, Joe Biden, tidak akan mengubah kebijakan Washington yang pro-Israel di Timur Tengah.

Sambil menggambarkan pemilihan AS sebagai parodi demokrasi, Nasrallah menuduh Trump tidak bisa menahan diri.

Baca Juga: 12 November Diperingati sebagai Hari Ayah, Tiap Negara Berbeda Tanggal Lho!

Ia mengatakan 'arogansi dan agresivitas' pemerintahannya telah meningkatkan kemungkinan terjadinya perang.

Pemimpin Hizbullah yang didukung Iran itu mengatakan, ia secara pribadi merasa senang atas hasil pemilihan AS, karena Trump telah memerintahkan pembunuhan jenderal tertinggi Iran, Qassem Soleimani.

"Dengan orang seperti Trump, segala sesuatu mungkin terjadi selama sisa masa jabatannya, poros perlawanan harus dalam keadaan kesiapan tinggi untuk merespons dua kali lebih keras jika ada kebodohan Amerika atau Israel," kata Nasrallah.

Baca Juga: Lahan Pemakaman Jenazah DKI Jakarta Belum Siap, Fraksi PSI: Anies Tak Jujur

Pemerintahan Trump telah memperluas sanksi terhadap Hizbullah, yang dianggap Washington sebagai kelompok teroris.

Serta terhadap sekutu-sekutu Hizbullah di Lebanon sebagai bagian dari upaya yang dilancarkan AS untuk memberikan tekanan maksimum terhadap Iran.

Langkah tersebut telah meningkatkan ketegangan di kawasan.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Tasikmalaya Hari ini, 12 November 2020: Hujan Disertai Petir pada Sore Hari

Nasrallah mengatakan, sanksi AS yang dijatuhkan minggu lalu pada Gebran Bassil, menantu presiden Lebanon, atas tuduhan korupsi dan hubungan dengan Hizbullah adalah bagian dari upaya Washington untuk menekan sekutu politik gerakan bersenjata itu.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler