Terus Diserang Hacker Jelang Pilpres, AS Kini Temukan Aktivitas Peretas yang Disponsori oleh Rusia

23 Oktober 2020, 09:45 WIB
Bendera Amerika Serikat (AS) . //Pixabay/DWilliams/

PR TASIKMALAYA – Pada Kamis 22 Oktober 2020, Badan Pemerintahan Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa ada upaya peretasan yang disponsori oleh Rusia.

Peretasan tersebut mencoba masuk ke jaringan komputer pemerintah bagian dan lokal AS, ada dua kasus yang berhasil.

Hal itu menjadi peringatan yang kedua atas peretasan oleh asing setelah beberapa hari yang lalu.

Baca Juga: Sebut Hukuman Pelaku Kasus Korupsi Jiwasraya Belum Maksimal, Masinton: Hukum Badannya, Kejar Asetnya

Badan-badan pemerintah AS mengatakan bahwa kelompok peretas Rusia tersebut biasa dikenal dengan sebutan Berserk Bear atau Dragonfly oleh para peneliti.

Peretas itu telah menargetkan lusinan pemerintah negara bagian, lokal, suku dan teritorial AS serta jaringan penerbangan.

itu merupakan peringatan menjelang pemilu AS yang akan dilaksanakan kurang dari dua minggu lagi.

“Sejak setidaknya September 2020, seorang aktor yang disponsori negara Rusia telah melakukan kampanye melawan berbagai sasaran AS," kata Biro Investigasi Federal dan Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Reuters.

Baca Juga: Ingin Berlibur di Tengah Pandemi Covid-19? Berikut ini Tips Aman Liburan dari Pakar Kesehatan

Menurut Keamanan Siber dan Infrastruktur dalam situs webnya, Para peretas berhasil membobol sejumlah jaringan yang tidak ditentukan, dan pada awal bulan ini, telah mencuri data dari dua di antaranya.

Tetapi, DHS (Departemen Keamanan Dalam Negeri AS) tidak mengungkapkan nama-nama pemerintah yang menjadi target. Selain itu belum memberi penjelasan terkait peretasan.

Dari FBI juga tidak memberikan rincian lebih lanjut, tetapi mereka mengatakan menyoroti perilaku jahat Rusia. Kedutaan Besar Rusia di Washington belum memberikan komentar terkait peretasan itu.

Tetapi, Moskow sebelumnya membantah telah melakukan peretasan di wilayah Amerika.

Baca Juga: Dua Orang Saksi Suap Walikota Tasikmalaya Diperiksa KPK, Salah Satunya Ibu Rumah Tangga

Peringatan itu muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang peretasan menjelang pemilihan presiden AS pada 3 November.

Menurut badan intelijen AS dan pejabat pemerintah, Banyak orang di Amerika Serikat khawatir tentang kemungkinan terulangnya tahun 2016.

Ketika peretas yang diduga bekerja untuk intelijen militer Rusia, mencuri dan merilis email milik tokoh terkemuka Demokrat AS dan tokoh politik lainnya.

Pada Rabu 21 Oktober 2020, Direktur Intelijen AS John Ratcliffe mengatakan bahwa Rusia dan Iran sama-sama berusaha untuk mengganggu pemilihan presiden AS.

Baca Juga: Program Vaksinasi Direncanakan Mulai November Mendatang, IDI: Jangan Tergesa-gesa

Juga berupaya untuk merusak integritas pemungutan suara dan menyebarkan informasi yang salah untuk mempengaruhi hasilnya.

Pada Kamis 22 Oktober 2020, Pejabat AS berhati-hati dalam memberikan peringatan karena mereka tidak memiliki informasi yang menunjukan peretas sengaja mengganggu pemilihan atau operasi pemerintah.

"Namun, aktor tersebut mungkin mencari akses untuk mendapatkan opsi gangguan di masa depan, untuk mempengaruhi kebijakan dan tindakan AS,” kata peringatan itu.

“Atau untuk mendelegitimasi entitas pemerintah (negara bagian dan lokal)," sambungnya.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler