Fakta Dibalik Tagar #WhatsHappeningInThailand, Tuntut Cabut Hukum Lese Majeste

17 Oktober 2020, 10:19 WIB
Demonstrasi di Thailand telah berlangsung sejak tiga bulan lalu. /The New York Times/Adam Dean

PR TASIKMALAYA - Tagar #WhatsHappeningInThailand kembali trending pada Jumat, 16 Oktober 2020 malam.

Hal ini merujuk pada aksi demostrasi rakyat Thailand yang telah berlangsung selama tiga bulan terakhir sebagai bentuk protes anti-pemerintah.

Rakyat Thailand menganggap jika pemilhan umum berlangsung tidak adil, dimana Prayuth Chan-ocha terpilih sebagai perdana menteri sipil.

Baca Juga: Berharap Pulihkan Ekonomi, Pemprov Bali Bangun Kepercayaan Wisatawan di Tengah Pandemi

Meski aksi protes sempat terjeda akibat pandemi Covid-19, para demonstran kembali turun ke jalan dan kini mengajukan 10 tuntutan reformasi monarki.

Banyak potret dari demonstrasi semalam yang dibagikan para pengguna media sosial, meski sebelumnya pemerintah akan memberikan toleransi jika aksi berlangsung damai.

Namun, pernyataan pemerintah tak didukung dengan bukti di lapangan, di mana para demonstran ditindak secara brutal, seperti diseret, dipukul, dan disemprot gas air mata.

Baca Juga: CMA Sorot Influencer Berbayar, Endorse di Instagram Bakal Dipersulit?

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Reuters, amarah para pengunjuk rasa kembali memuncak usai pemerintah menuduh mereka mengolok iring-iringan Ratu Suthida.

Demonstrasi yang digelar di Bangkok itu kembali memanas usai pemerintah melarang pemberitaan yang berbahaya dan meminta polisi menangkap massa.

Meski unjuk rasa di Thailand menjadi sorotan dunia, nyatanya Kerajaan Thailand diketahui belum memberikan tanggapan atas tuntutan para demonstran.

Baca Juga: Gelar Seminar Daring, KBRI Bratislava Bahas Perlindungan WNI hingga Aturan Keimgrasian

Unjuk rasa yang didominasi oleh para pelajar dan mahasiswa itu juga memperjuangkan tentang reformasi di bidang pendidikan.

Hadir kelompok anak muda, seperti Free Youth Movement hingga United Front of Thammasat and Demonstration yang memperjuangan reformasi monarki di Thailand.

Mereka berkeinginan untuk membalikan kekuatas konstitusional Raja Thailand yang menguat pada tahun 2017.

Baca Juga: Tagar #WhatsHappeningInThailand Trending, Prayuth Chan-ocha: Saya Tak Akan Mundur

Di mana kini, sistem monarki konstitusional di Thailand telah mundur dan kini lebih dekat dengan sistem militer yang dianggap bisa merusak demokrasi.

Demonstran juga meminta agar hukum lese majeste yang melarang penghinaan terhadap Raja Thailand bisa dicabut, karena dianggap melindungi monarki.

Sejumlah tokoh, pengamat politik, hingga aktris Thailand menyatakan dukungannya terhadap aksi perjuangan tersebut.

Baca Juga: Prayuth Rekayasa Hasil Pemilu, Rakyat Thailand Lakukan Unjuk Rasa Besar-besaran

Sikap tiga jari menjadi bentuk perlawanan mereka menentang pemerintahan Thailand sambil menyematkan tagar #WhatsHappeningInThailand.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler