Prediksi Gelombang Dua Benar Terjadi, Korsel Khawatirkan Kurangnya Ranjang atas Lonjakan Covid-19

30 Agustus 2020, 08:59 WIB
Tenaga medis menghadiri pemogokan 24 jam di tengah pandemi penyakit virus corona di Seoul, Korea Selatan, 7 Agustus 2020. (Foto: Yonhap via REUTERS) /

PR TASIKMALAYA - Korea Selatan mencatat peningkatan kasus virus corona baru pada hari Sabtu, 29 Agustus 2020.

Hal ini menandai gelombang kedua virus corona yang dialami oleh Negri Gingseng tersebut.

Hal ini justru menyebabkan kekhawatiran tentang kekurangan tempat tidur rumah sakit di Seoul.

Baca Juga: Tanggapi Soal Isu Dinasti Politik di Solo dan Medan, AHY: Asal Fair, Tidak Ada Kekuasaan Tertentu

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) mencatat 308 kasus baru pada Jumat tengah malam, sebagian besar di ibu kota dan daerah sekitarnya.

Wabah terus meledak di gereja, kantor, panti jompo, dan fasilitas medis, bahkan setelah pejabat memperketat aturan jarak sosial.

Lonjakan kasus telah menyita banyak fasilitas rumah sakit. Kementerian kesehatan melaporkan bahwa hanya 4,5% tempat tidur di Seoul yang tersedia untuk kasus-kasus kritis pada hari Jumat, turun dari 22% pada minggu sebelumnya.

Baca Juga: Iqbaal Ramadhan Tampil Gondrong, Disebut Mirip Fiersa Besari

"Hanya sekitar 15 tempat tidur yang segera tersedia di wilayah Seoul yang lebih besar untuk pasien dalam kondisi kritis karena ada banyak pasien yang berada dalam kondisi serius dan perlu dirawat di rumah sakit," ujar Yoon Tae-ho, direktur jenderal kebijakan kesehatan masyarakat di kesehatan pelayanan.

Mereka membutuhkan banyak ruang untuk pasien Covid-19 ini.

“Kami harus memiliki sedikit lebih banyak ruang segera agar lebih banyak orang yang dibebaskan (akan sembuh, red.),” katanya, dikutip oleh PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs Reuters.

KCDC mengatakan bahwa lebih dari 1.000 kasus telah dilacak di Gereja Sarang Jeil di Seoul, yang berada di pusat gelombang baru infeksi.

Baca Juga: Kawah Lumpur di Blora Meletus, Ganjar Pranowo Buka Suara

Kepalanya, Pendeta Jun Kwang-hoon, adalah kritikus pemerintah yang blak-blakan yang juga dipastikan tertular virus.

Wabah gereja menyebabkan setidaknya 25 kelompok baru, dan lebih dari 300 orang yang bergabung dalam protes anti-pemerintah bulan ini bersama dengan anggota gereja yang sejauh ini dinyatakan positif.

Kebangkitan kasus telah membuat total kasus Covid-19 yang dilaporkan di negara itu menjadi 19.400, termasuk 321 kematian.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler