PIKIRAN RAKYAT- Ibu kota Tiongkok, Beijing tampak membentengi wilayah kekuasaanya dari orang luar yang berisisko menyebabkan lonjakan terinfeksi virus corona gelombang dua, setelah pada 8 April 2020 kemarin Tiongkok mencabut kebijakan lockdown.
Dampak dicabutnya kebijakan penguncian wilayah ini, menyebabkan masyarakat Tiongkok mulai beraktivitas kembali dan memadati taman nasional pusat kota.
Baca Juga: Timbulkan Masalah pada Detak Jantung, Brazil Hentikan Riset Chloroquine untuk Obati Corona
Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs AFP, Tiongkok telah melarang orang asing memasuki negara itu karena pihak berwenang mengkhawatirkan peningkatan kasus yang diimpor dari luar negeri.
Namun berbeda dengan Tiongkok, Beijing telah mempersiapkan diri lebih awal guna menangkal serangan gelombang kedua ini dengan memberlakukan karantina 14 hari bagi pendatang dari luar Beijing meskipun berasal dari Tiongkok juga.
Baca Juga: Bentuk Dukungan, Peran Ulama Sangat Dibutuhkan untuk Melawan Covid-19
Lebih lanjut, pemberlakuan karantina 14 hari ini wajib pada semua siswa yang kembali dari sekola atau universitasnya, meskipun sebelumnya mereka telah dinyatakan negatif.
Tak hanya itu, semua tamu hotel juga harus melakukan uji tes Covid-19 sebelum diperbolehkan menginap di Beijing.
Langkah-langkah itu dilakukan Beijing guna menjaga wilayahnya dari serangan gelombang dua yang mereka takuti selama ini.
Baca Juga: Bentuk Dukungan, Peran Ulama Sangat Dibutuhkan untuk Melawan Covid-19