PR TASIKMALAYA - Seorang dokter bernama James Hamblin nekat tak mandi menggunakan sabun selama lima tahun.
James hanya menggunakan sabun saat ia mencuci tangannya, hal itu karena ia tak ingin merusak microbiome agar tetap sehat.
Dikutip dari The Guardian, saat James tak menggunakan sabut saat mandi, orang-orang langsung berpikir bahwa ia pribadi yang jorok.
Baca Juga: Google Earth Tangkap Objek Misterius Setinggi 20 Meter Muncul di Balik Tumpukkan Salju
"Ini adalah satu dari sebagian orang yang kuingat merasa baik-baik saja berkata pada seseorang bahwa mereka itu menjijikan. Jujur, bagiku itu luar biasa," tutur James.
James merupakan seorang dokter di Yale School of Public Health dan seorang penulis medis dan podcaster untuk majalah AS, Atlantik.
Ia menghindari sabun mandi dan perawatan wajah, namun tetap menyarankan agar membersihkan tangan, apalagi di masa pandemi.
Baca Juga: Viral Video Aksi Seorang Biksu Menentang Gravitasi, Disebut Mirip Tokoh Avatar
Namun, itu dilakukannya secara perlahan, dimana saat ia pindah dari California ke Brooklyn, ia baru mempelajari soal ilmu mikrobiome.
Mikrobiome dipercaya punya peran penting unutk kehidupan, menjaga sistem imunitas tubuh, dan melindungi manusia dari patogen seperi virus dan bakteri.
James yang mencoba tak menggunakan sabun saat mandi selama lima tahun, merasakan dampak positif terhadap aksinya tersebut.
Baca Juga: Dianggap Lelah Hadapi Tekanan, Duta Besar AS untuk Korsel Cukur Habis Kumis Kesayangan
“Kulit saya perlahan-lahan menjadi kurang berminyak, dan saya mendapatkan lebih sedikit bercak eksim.
"Saya tidak berbau seperti pohon pinus atau lavender, tetapi saya juga tidak berbau seperti bau bawang yang biasa saya dapatkan ketika ketiak saya, yang dulu diplester deodoran, tiba-tiba pergi sehari tanpa itu," kata James.
Bahkan, kekasih pria 37 tahun tersebut menyebut jika tubuh James memiliki bau layaknya seperti manusia.
Baca Juga: Bicara Soal Polemik Rumah Tangga, Kim Kardashian Temui Kanye West Sambil Berurai Air Mata
"Sekarang, jika seseorang berbau keringat atau sesuatu yang kurang dari sabun, parfum atau cologne, kami menganggapnya sebagai najis," lanjut James.***