Bisa Picu Perang Dunia Ketiga, Korea Utara Ancam AS dengan Perang Senjata Nuklir

27 Juni 2020, 08:18 WIB
KOREA Utara mengancam akan mengirimkan serangan nuklir ke Amerika Serikat (AS) jika perang Korea kembali pecah.* /AFP Photo/STR

PR TASIKMALAYA - Ketegangan di semenanjung Korea meningkat setelah rezim Kim Jong-un meledakkan kantor penghubung dengan Korea Selatan di perbatasan dekat industri Kaesong.

Ketika dua negara Korea memperingati peringatan ke 70 dimulainya perang, kedutaan besar Pyongyang di Rusia justru mengeluarkan pernyataan yang mengancam.

Korea Utara mengatakan akan mengerahkan senjata nuklirnya terhadap AS dalam "peristiwa yang sangat sensasional" jika perang pecah lagi.

Baca Juga: Riset: 91 Persen Masyarakat Indonesia Incar 3 Kota Besar Ini Untuk Berwisata di Fase Normal Baru

Diketahui, AS memiliki 24.000 tentara yang ditempatkan di Korea Selatan, sebuah warisan perang di mana ia berperang melawan Korea Utara, dan tetap menjadi sekutu yang setia.

Sebuah pernyataan yang dibawa oleh kantor berita milik pemerintah Rusia TASS mengatakan Pyongyang mampu tanpa ampun menghukum orang-orang yang berani mengangkat tangan ke arah itu. 

"Putaran baru Perang Korea akan menambah peristiwa yang sangat sensasional bagi sejarah umat manusia, yang akan mengakhiri kerajaan lain, yang namanya adalah Amerika Serikat," tutur pernyataan tersebut dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari The Sun.

Baca Juga: Tak Terima Dituduh Pakai Ilmu Santet, Tiga Wanita asal Madiun Nekat Jalani Ritual Sumpah Pocong

Korea Utara menandai peringatan dengan kunjungan warganya ke monumen untuk tentara serta dengan retorika anti-AS dan editorial surat kabar memuji pertempurannya dalam Perang Pembebasan Tanah Air.

Di Korea Selatan, Menteri Pertahanan Korea Selatan Jeong Kyeong-doo dan para pemimpin militer memberikan penghormatan di sebuah pemakaman nasional di Seoul, tempat sekitar 130.000 orang yang tewas dalam perang dikuburkan.

Baca Juga: Klaim JHT Meningkat Tajam di Masa Pandemi, Jamsostek Siasati dengan Lapak Asik

Tujuh puluh tahun setelah perang dimulai, Semenanjung Korea secara teknis masih dalam keadaan perang karena gencatan senjata yang mengakhiri pertempuran belum digantikan dengan perjanjian damai.

"Tahun ini, militer AS telah melakukan berbagai jenis manuver militer di Korea Selatan dan sekitarnya dengan tujuan menyerang Korea Utara dengan cepat," kata pernyataannya.

Baca Juga: BLACKPINK Akhirnya Sapa Penggemar Lewat Twitter

Permusuhan baru-baru ini semakin dalam ketika Korea Utara melanjutkan retorika agresif ke Korea Selatan mengancam untuk mengambil langkah-langkah untuk membatalkan 2018 kesepakatan pengurangan ketegangan.

Pada Rabu, Korea Utara mengatakan pemimpin Kim menunda langkah-langkah yang direncanakan untuk mengakhiri kesepakatan 2018 setelah ia dan pejabat senior partai berkuasa lainnya yang bertanggung jawab atas urusan militer mempertimbangkan situasi yang berlaku.

Para ahli mengatakan Korea Utara mungkin mencoba memberikan ruang bagi konsesi Korea Selatan atau mungkin khawatir akan tanggapan yang lebih kuat dari Seoul, yang bantuannya mungkin perlu lagi ketika ingin menjangkau Amerika Serikat untuk pembicaraan di masa depan.***

 
Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: The Sun

Tags

Terkini

Terpopuler