Usai Hantam Vanuatu, Topan Ganas Harold Melanda Fiji yang Tengah Bersiap Hadapi Corona

9 April 2020, 10:20 WIB
ANGIN Topan Lekima membawa banjir bandang ke Zhejiang.*/REUTERS /

PIKIRAN RAKYAT- Pandemi virus corona masih mengancam dunia, sejak kemunculannya pada Desember 2019 lalu dan menyebar dengan cepat hingga mencapai 209 negara di dunia.

Di tengah ancaman pandemi virus corona, bencana angin topan tropis Harold di negara Pasifik Selatan, Fiji, tiba-tiba menghantam dengan dahsyat hingga menghancurkan bangunan-bangunan dan menyebabkan warga luka-luka.

Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs Reuters, bencana topan tropis Harold yang melanda pulau Pasifik Selatan, Fiji ini, tak hanya menyebabkan warga ibu kota Suva luka-luka, melainkan membuat sebagian besar penduduk Fiji juga semakin menderita.

Baca Juga: Gelar Rapid Test Tahap II, Kadinkes Siapkan 6 Pos dengan Tiga Sesi

Penderitaan yang dirasakan sejumlah warga Fiji ini disebabkan karena pandemi virus corona tengah mewabah di negara pulau Pasifik Selatan itu.

Tak hanya itu, topan Harold dengan kekuatan masuk dalam kategori lima tertinggi, telah melewati wilayah selatan Fiji pada tengah hari, sehingga dengan mudah meratakan sejumlah rumah dan memutus jaringan komunikasi di kepulauan tersebut.

Kondisi ini membuat negara pulau Pasifik Selatan, Fiji, dirundung ketakutan dan kegelisahan sebab mereka tengah menjalankan langkah pembatasan sosial guna mengendalikan penyebaran virus corona.

Baca Juga: Tak Lekang Dimakan Waktu, Berikut 6 Deretan Lagu Romantis Mendiang Glenn Fredly

Direktur Kantor Manajemen Bencana Nasional Fiji, Vasiti Soko mengungkapkan, kabar terkini mengenai dampak angin topan Harorld tersebut, disebutkan sejauh ini belum ada korban meninggal akibat hantaman ini, namun banyak warga luka-luka.

"Tidak ada laporan langsung tentang korban meninggal, tetapi sekitar 10 rumah di Suva dilaporkan hancur," ujar Soko.

Sementara itu, hingga kini jalanan banjir, angin kencang, dan bangunan hancur di Suva, Fiji banyak ditampilkan melalui gambar, video, dan foto tak terverifikasi yang beredar di ragam lini media sosial.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Tasikmalaya, 09 April 2020: Singaparna dan Indihiang akan Diguyur Hujan

Diketahui, para petugas situasi darurat tengah bergegas untuk menghubungi orang di pulau selatan Kapavu, setelah badai memutus jaringan komunikasi disana.

Tak hanya memutus jaringan komunikasi, badai ganas itu juga telah merusak jalur di sepanjang Pasifik, yang sedang bersiaga tinggi untuk antisipasi wabah virus corona yang telah menginfeksi 1,4 juta orang di seluruh dunia dan menewaskan 82.000 orang.

Meskipun Fiji hanya memiliki 15 kasus infeksi corona baru dan tidak ada laporan kematian.

Baca Juga: Turut Berduka Cita, Fiersa Besari: Sampai Jumpa di Kehidupan Berikutnya Bung Glenn

Namun, Perdana Menteri Frank Bainimarama, telah melarang adanya pertemuan yang tidak perlu dengan lebih dari 20 orang, selain menerapkan langkah penertiban lainnya.

Bainimarama mendesak semua warga Fiji untuk tinggal di dalam rumah kecuali disuruh mengungsi.

"Pusat evakuasi kami aman, tempat-tempat itu dibersihkan dan dipantau untuk memastikan setiap tempat tidak melebihi kapasitas," kata Bainimarama melalui unggahan di media sosial pada Rabu, 8 April 2020 kemarin.

Baca Juga: Cek Fakta: Hoaks Pernyataan WHO Bahwa Covid-19 Bisa Bertahan di Udara 8 Jam, Cek Faktanya

Lebih lanjut, Soko mengatakan bahwa mereka yang dikarantina karena ancaman virus corona tidak akan bergabung dengan orang lain meskipun angin Topang tengan mengancam mereka.

Sebelumnya, topan Harold ini telah menewaskan puluhan orang di Kepulauan Solomon sebelum menghancurkan bagunan di Vanuatu, bahkan diperkirakan akan sampai di Tonga dalam beberapa hari.

Secara bergantian angin topan Harold ini akan menjadi ancaman di beberapa negara kepulauan sesuai dengan prakiraan cuaca yang telah dipublikasikan disana.****

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler