Ambisi Keras Mary Todd Hantarkan Abraham Lincoln Jadi Presiden, Membuka Pintu Bagi Pembunuhan Suaminya

6 Juni 2021, 11:40 WIB
Posisi Presiden dari Abraham Lincoln merupakan ambisi dari istrinya, Mary Todd. /Reuters/Jason Reed/

PR TASIKMALAYA - Tumbuh sebagai seorang anak di Lexington, Mary Todd biasa mengatakan "Saya akan menjadi istri Presiden".

Akhirnya, apa yang diucapkan Mary Todd menjadi nyata saat dia bertemu dan menikahi Abraham Lincoln.

Abraham Lincoln, yang dinikahi Mary Todd, saat itu masih seorang pengacara yang kemudian naik pangkat melalui Badan Legislatif negara bagian Illinois dan Dewan Perwakilan Rakyat.

Baca Juga: Konflik di Palestina Masih Terjadi, Jurnalis Al Jazeera Ditangkap Polisi Israel di Sheikh Jarrah

Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari NY Post pada Sabtu, 5 Juni 2021, sejak itu, dia pun memperjelas tujuannya tersebut.

”Mary bersikeras . . . bahwa saya akan menjadi Senator dan Presiden Amerika Serikat juga,” kata Abraham Lincoln.

"Pikirkan saja," kata Lincoln, sambil tertawa terbahak-bahak.

Baca Juga: Tiga Senator AS Pergi Berkunjung ke Taiwan, Tiongkok Diprediksi Meradang!

Dia mengatakan bahwa berpikir dirinya sebagai presiden itu sesuautu yang sangat menyebalkan.

Sementara Abe, panggilang Abraham Lincoln, jujur kalau dia tak pernah memenangkan tempat di Senat AS.

Dia memang meraih kursi kepresidenan pada tahun 1860.

Hubungannya yang aneh dan menyakitkan dengan Mary akan mengubah arah negara, tulis sejarawan Michael Burlingame dalam “An American Marriage”.

Baca Juga: Facebook Putuskan Memblokir Akun Donald Trump hingga Dua Tahun ke Depan

“Lincoln mungkin tidak akan pernah menjadi presiden jika istrinya tidak meningkatkan mesin ambisinya yang gelisah,” tulis Burlingame.

Dia mengatakan, kegilaan Mary juga akan membuka pintu bagi pembunuh suaminya pada tahun 1865.

Lahir pada tahun 1818, Mary Todd tumbuh dalam kenyamanan materi namun menyebut masa kecilnya "terpencil".

Baca Juga: Warga Palestina Ungkap Tidak Ada Perbedaan Mengenai Pemimpin Israel: Mereka Semua Jahat

Enam tahun ketika ibunya meninggal, dia merasa ditolak oleh ayahnya yang seorang pedagang-politikus dan ibu tiri yang segera dinikahinya.

“Dia mulai menganggap dirinya tidak dicintai," kata penulis itu.

Dari perasaan itulah, dikatakannya, tampak tumbuh rasa lapar akan kekuasaan, uang, ketenaran, dan keinginan alam bawah sadar untuk menghukum ayahnya.

Baca Juga: Adakah Rahasia Besar Dibalik Perpisahan Bill dan Melinda Gates? Ini Kata Pengacara Kasus Perceraian

Selain itu, Mary tampaknya telah menderita apa yang hari ini akan didiagnosis sebagai gangguan bipolar.

Suatu kondisi yang muncul berulang kali di keluarga besarnya.***

Editor: Aliyah Bajrie

Sumber: NY Post

Tags

Terkini

Terpopuler