Jadi Serangan Paling Mematikan dalam Setahun, Roket Irak Tewaskan Kontraktor Sipil dan Anggota Layanan AS

18 Februari 2021, 09:48 WIB
Ilustrasi serangan roket /Pixabay/SpaceX-Imagery

PR TASIKMALAYA - Serangan roket di pangkalan militer pimpinan Amerika Serikat (AS) di Kurdi Irak utara pada Senin, 15 Februari 2021, menewaskan seorang kontraktor sipil dan melukai lima orang lainnya.

Menurut laporan awal koalisi AS di Irak, korban dari serangan roket ini juga termasuk seorang anggota layanan AS.

Dikutip Pikiranrakyat-Tasikmalaya.com dari Antara, serangan roket ini juga sekaligus merupakan serangan paling mematikan yang menghantam pasukan pimpinan AS dalam hampir satu tahun di Irak.

Baca Juga: Muncul #AniesTopLeader, Anies Baswedan ke Buzzer: Jangan Sampai Menghapus yang Sudah Ditulis

Diketahui, ketegangan juga telah meningkat antara pasukan AS, sekutu Irak dan Kurdi di satu sisi dan milisi yang berpihak pada Iran di sisi lain.

Sumber keamanan Kurdi juga mengatakan bahwa setidaknya tiga roket mendarat di dekat Bandara Internasional Erbil di wilayah otonom pada larut malam.

Sementara itu, wartawan Reuters yang sedang berada di lokasi juga mendengar beberapa ledakan keras dan melihat kebakaran terjadi di dekat bandara.

Baca Juga: Marie Thomas Ada di Tampilan Google Doodle, LaNyalla Mattalitti: Kita Patut Berbangga

Sebuah pernyataan dari kementerian dalam negeri Kurdi mengatakan bahwa sejumlah roket ditembakkan ke arah Erbil dan sekitarnya sekitar pukul 9:30 malam waktu setempat.

Akibat tembakan roket ini, diketahui beberapa orang terluka, namun selain itu tidak ada rincian lebih lanjut.

Di sisi lain, sebuah kelompok yang menamakan diri Saraya Awliya al-Dam mengaku bertanggung jawab atas serangan di pangkalan yang dipimpin AS.

Baca Juga: Ma'ruf Amin Jalani Vaksinasi Covid-19: Alhamdulillah Tidak Ada Masalah

Saraya Awliya al-Dam mengatakan, pihaknya menargetkan ‘pendudukan Amerika’ di Irak. Namun kelompok itu tidak memberikan bukti atas klaim serangan itu.

Menanggapi hal ini, pada Senin, 15 Februari 2021 malam, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken mengatakan bahwa Amerika Serikat ‘marah’ dengan serangan tersebut.

Blinken bahkan menyatakan bahwa ia telah menghubungi Perdana Menteri Pemerintah Daerah Kurdistan Masrour Barzani untuk membahas insiden itu.

Baca Juga: Nama Anak Pertama Fiersa Besari Viral di Media Sosial, Berikut Makna Nama Kinasih Menyusuri Bumi

Tidak hanya itu, pihaknya juga berjanji akan mendukung semua upaya untuk menyelidiki dan meminta pertanggungjawaban terhadap mereka yang bertanggung jawab.

Diketahui kelompok-kelompok yang menurut beberapa pejabat Irak memiliki hubungan dengan Iran telah mengklaim serangkaian serangan roket dan bom pinggir jalan terhadap pasukan koalisi, kontraktor yang bekerja untuk koalisi dan instalasi AS termasuk kedutaan besar di Baghdad, dalam beberapa bulan terakhir.

Serangan mematikan terakhir yang menargetkan koalisi menewaskan satu personel Inggris dan dua personel Amerika pada Maret tahun lalu.

Baca Juga: Wapres Ma'ruf Amin Lakukan Vaksinasi Covid-19, Menkes Budi Gunadi: Contoh Baik Bagi Lansia

Sementara itu, ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran mengirim Timur Tengah ke tepi konfrontasi skala penuh pada Januari 2020 setelah serangan pesawat tak berawak AS menewaskan pejabat militer Iran, Qassem Soleimani di Baghdad. ***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: REUTERS ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler