Tengah Hadapi Gelombang Ketiga Covid-19, Korea Selatan Laporkan Kasus Harian Tertinggi Sejak Maret

26 November 2020, 17:15 WIB
Ilustrasi Corona Virus Covid-19. /pixabay.com/geralt

PR TASIKMALAYA - Korea Selatan diketahui tengah memasuki gelombak ketiga Covid-19, sekalipun protokol kesehatan selama ini sudah digaungkan oleh negara Gingseng tersebut.

Negara itu melaporkan 583 kasus virus korona baru pada Kamis, tertinggi sejak Maret. 

Pemerintah memberlakukan kembali aturan jarak ketat di Seoul dan wilayah sekitarnya minggu ini, sebulan setelah aturan itu dilonggarkan menyusul gelombang kedua Covid-19.

Baca Juga: Sudah Beroperasi Selama 2 Tahun, Pria Asal Tasikmalaya Penjual Senjata Api Ilegal Diringkus Polisi

Beberapa ahli mengatakan pemerintah bergerak terlalu dini untuk melonggarkan aturan tersebut, karena penghitungan harian melebihi 500 untuk pertama kalinya sejak 6 Maret lalu.

"Pelonggaran itu dilakukan karena masalah ekonomi dan kelelahan yang semakin meningkat, tetapi itu terlalu dini dan memberikan rasa puas diri pada orang-orang," kata Kim Woo-joo, seorang profesor penyakit menular di Rumah Sakit Guro Universitas Korea di Seoul.

Gelombang pertama Covid-19 di negara ini dimulai pada akhir Februari, yan berasal dari pertemuan sekte agama. Kasus terbaru lebih tersebar di sekitar ibu kota, Seoul, dan membuat mereka lebih sulit untuk dilacak dan ditahan.

Menurut Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA), dalam kasus terbaru 553 ditularkan secara lokal dan hampir 73% di antaranya berasal dari wilayah Seoul.

Baca Juga: 5 Binis ini Miliki Prospektif di Masa Depan, Ignasius Jonan: They Are Coming Bukan They Will Come

"Penghitungan harian bisa berkisar antara 400 dan 600 hingga awal Desember jika masyarakatnya gagal menerapkan protokol jaga jarak yang lebih ketat," kata Lee Sang-won, seorang pejabat senior KDCA.

Angkatan bersenjata memerintahkan larangan cuti 10 hari setelah serangkaian wabah di fasilitas militer terjadi.

Kelompok lain telah dilacak di kawasan sauna, sekolah menengah, akademi aerobik, gereja, kafe anak-anak, dan perkumpulan para remaja.

“Covid-19 telah tiba tepat di samping Anda dan keluarga Anda. Penyebaran infeksi di antara generasi muda sangat luar biasa,” ujar Menteri Kesehatan Park Neung-hoo. 

Baca Juga: KPK Tangkap Menteri KKP Edhy Prabowo, Fadli Zon: Semoga Bisa Temukan Harun Masiku yang Masih Hilang

Infeksi di kalangan anak muda, banyak di antaranya tidak menunjukkan gejala, mendorong pemerintah untuk mendesak para siswa untuk berhenti menghadiri sekolah dan les privat sebelum ujian masuk perguruan tinggi pada 3 Desember 2020.

Menteri Pendidikan Yoo Eun-hae memohon kepada warga untuk menghentikan semua aktivitas luar yang tidak penting setidaknya selama seminggu sehingga sekitar 490.000 siswa dapat mengikuti ujian dengan aman.

"Kami sedang melawan gelombang ketiga. Sumber infeksi telah beragam, dan lebih aktif, kaum muda berada di pusat penyebaran, yang membutuhkan upaya pengendalian yang lebih besar,” kata Lee dari KDCA. 

Pejabat kesehatan tidak menanggapi langsung kritik bahwa pemerintah terlalu cepat melonggarkan pembatasan menyusul lonjakan infeksi sebelumnya pada Agustus.

Baca Juga: Simak dan Kenali Gejala Awal Alami Demam Berdarah Dengue atau DBD Sebelum Terlambat!

Mereka telah menyatakan penyesalan tentang dampak ekonomi dari langkah-langkah terbaru, terjadi tepat setelah ekonomi terbesar keempat di Asia itu kembali tumbuh pada kuartal ketiga.

Ditanya tentang beberapa panggilan dari para ahli untuk pembatasan lebih lanjut, Lee mengatakan tidak akan ragu memulai tindakan tambahan jika diperlukan.

Pasar Korea Selatan menahan diri karena bank sentral mempertahankan suku bunga kebijakannya stabil dan sedikit meningkatkan prospek pertumbuhannya untuk tahun ini dan tahun depan.

Total infeksi Korea Selatan mencapai 32.318, dengan 515 kematian.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler