LPPM IPB: Lebih Teliti dalam Konsumsi Tanaman Obat karena Tidak Semua Aman

- 30 Oktober 2020, 13:20 WIB
ILUSTRASI tanaman obat KINA.*
ILUSTRASI tanaman obat KINA.* /Pixabay

Mulai dari bahan baku, pemalsuan bahan kimia obat atau tumbuhan lainnya yang mirip, kesalahpahaman bahwa obat herbal pasti aman, serta produk dengan kualitas rendah.

Masalah lainnya dalam standarisasi obat ialah tidak diketahuinya tingkat toksisitas atau racun.

Interaksi dengan obat herbal atau kimia lainnya, penggunaan obat herbal untuk hasil indikasi yang berbeda, dosis yang tidak tepat, serta berpeluangnya menggunakan tumbuhan obat yang salah.

"Singkatnya, standarisasi atau kendali mutu tumbuhan obat dan produknya sangat diperlukan," kata Rafi.

Ia menjelaskan metode kendali mutu tumbuhan obat yaitu dengan menggunakan metode fingerprint analysis, profilling analysis, dan targeted analysis.

Baca Juga: Hoaks atau Fakta: Benarkah Terdapat Minuman Keras yang Memiliki Label Halal?

Yang paling sering digunakan ialah targeted analysis.

Terakhir, Dr Rafi mengatakan standarisasi menjadi bagian penting dalam menghasilkan obat herbal yang konsisten khasiat, kualitas dan keamanannya.

Konsep dalam standarisasi obat herbal Indonesia perlu dikembangkan menyesuaikan karakteristik yang ada di Indonesia.

Baca Juga: Tanggapi Sikap Presiden Prancis pada Umat Islam, Menag: Hina Simbol Agama Adalah Tindakan Kriminal

Halaman:

Editor: Tita Salsabila

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x