Tidur dengan Mimpi Buruk Karena Covid, Ahli: Mungkin itu Mengajarkan Kita Berperilaku saat Pandemi

- 3 Oktober 2020, 07:43 WIB
ilustrasi tidur.
ilustrasi tidur. //Pexels

PR TASIKMALAYA - Supermarket yang kosong, dilarang mengunjungi bar, dan pembangunan rumah sakit yang besar terasa lebih menyeramkan daripada film horor.

Tetapi, para ilmuwan telah menemukan bahwa Covid-19 lebih menyeramkan.

Lebih dari setengah dari 800 relawan yang ditanya terkait mimpi mereka, mereka mengungkapkan bermimpi buruk yang terkait dengan pandemi.

Baca Juga: Berikut Resep dan Bahan Membuat Smoothie Cokelat

Dan seperempat peserta yang berasal dari Finlandia mengatakan, sekarang ini mereka lebih sering bermimpi buruk daripada sebelum peraturan lockdown diberlakukan.

Gambar-gambar yang menyebabkan susah tidur termasuk juga tanpa sengaja memeluk seseorang, terjebak di tengah keramaian, menikmati pesta, dan tertular virus itu sendiri.

Tetapi, ilmuwan percaya bahwa mimpi buruk mengajari Kita bagaimana berperilaku di masa pandemi ini.

Ilmuwan juga mengatakan mimpi buruk mengkonsolidasikan perubahan perilaku kita.

Baca Juga: Pemerintah Salurkan Dana untuk Pengembangan BUMDes Berbasis Syariah

“Orang-orang bermimpi tentang tidak dapat menyentuh atau membuat kesalahan dalam menjaga jarak, ini menunjukan tentang belajar,” kata Dr. Anu-Katrina Pesonen, selaku pemimpin penelitian.

“Bermimpi membantu memperkuat perubahan perilaku kita,” sambungnya.

Ilmuwan telah mencari klaster mimpi dengan meminta peserta untuk mencatatkan mimpi mereka sejak 28 Maret hingga 15 April 2020.

Untuk menemukan polanya, peneliti memasukan kata-kata yang ditulis oleh relawan ke dalam algoritma asosiasi kata dan pasangan kata yang berulang.

Baca Juga: Buat Kreasi Suka-suka! Berikut Resep dan Bahan Praktis Buat Puding Pelangi

Selain itu, penelitian menggunakan data tidur dan stres dari 3200 peserta dan 800 peserta yang mimpinya diteliti, untuk menentukan apakah mimpi buruk lebih sering terjadi.

Para peneliti dari Universitas Helsinki, menemukan 20 klaster mimpi buruk dengan 55% terkait dengan pandemi.

Dalam satu kelompok kata, dilabeli ‘mengabaikan jarak’ itu pasangan kata dari: kesalahan - pelukan, pelukan - jabat tangan, jabat tangan – pembatasan, jabat tangan – jarak, jarak – mengabaikan, jarak – kerumunan, pesta – kerumunan.

“Mereka senang mengamati konten mimpi yang berulang, yang menunjukan suatu keadaan apokaliptik dari lockdown Covid-19,” katanya.

Baca Juga: Buat Kreasi Suka-suka! Berikut Resep dan Bahan Praktis Buat Puding Pelangi

Studi yang diterbitkan pada jurnal Frontier in Psychology, dengan partisipan dari Finlandia.

Di mana Finlandia menerapkan kebijakan lockdown secara nasional dari 28 maret 2020 sampai 15 april 2020. Dan penelitian itu dilakukan pada tanggal tersebut.

Tercatat sebanyak 211 kasus baru virus korona pada 6 april 2020 berada di puncak pandemi, dan hingga saat ini telah terjadi 345 kematian akibat Covid-19.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Daily Mail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah