PR TASIKMALAYA - Para peneliti dari Dake University telah menguji coba 14 jenis masker yang biasa digunakan.
Dikutip dari NY Post, seseorang diminta mengenakan 14 jenis masker berbeda dan berbicara ke arah sinar laser di dalam kotak.
Kemudian, jumlah tetesan pernafasan yang tersebar terakam oleh kamera di belakang kotak.
Baca Juga: 3 Hari Menghilang, Tanda 'SOS' Jadi Penyelamat Bagi Tiga Pelaut yang Terdampar
“Ini adalah alat visual yang sangat kuat untuk meningkatkan kesadaran bahwa masker yang sangat sederhana.
"Seperti masker kapas buatan sendiri ini, sangat efektif untuk menghentikan sebagian besar tetesan pernapasan ini,” kata salah satu peneliti, Martin Fischer.
Baca Juga: Arak Bali Diperjuangkan Jadi Obat Covid-19, Gubernur Klaim Pasien OTG Berhasil Sembuh
Dari belasan jenis masker, N95 menjadi yang paling efektif digunakan untuk menjaga transmisi tetesan pernapasan selama percakapan.
Baca Juga: Otoritas Kesehatan Dibuat Frustasi, Bill Gates: Tes Covid-19 di Amerika Serikat Benar-benar Sampah
Masker yang biasa digunakan oleh perawat atau tenaga medis lain memiliki kinerja bagus, seperti halnya masker bedah tiga lapis dan masker kapas.
Lalu, bandana, pelindung kaki, masker rajut adalah yang paling tidak efektif untuk mencegah virus corona.
Meski warna atau bentuknya terlihat unik, namun ketiganya tak memberikan perlindungan yang baik terhadap virus.
Baca Juga: Diterkam saat Cari Siput, Tubuh Bocah Lelaki Ditemukan di Perut Seekor Buaya Sungai
Lalu, pelindung yang biasa digunakan oleh pelari juga paling tidak efektif, sebab lebih bisa mengeluarkan tetesan pernapasan.
"Kami ingin menekankan bahwa kami benar-benar mendorong orang untuk memakai masker, tapi kami ingin mereka memakai masker yang benar-benar berfungsi," kata Fischer.
Untuk itu, Fischer meminta para pembuat masker untuk menguji terlebih dahulu sebelym diproduksi atau dijual kepada produsen.***