Network
PR TASIKMALAYA - Wisata alam seringkali menjadi jantung industri pariwisata. Keindahan alam yang seringkali mendatangkan banyak wisatawan. Daya tarik ini disatu sisi memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi, namun juga dapat berdampak negatif bagi kelestarian alam itu sendiri. Untuk mengatasi masalah tersebut ada ekowisata yang harus diterapkan.
Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari rd.com, ekowisata yang dikenal juga sebagai ekoturisme, secara singkat digambarkan dengan tipe perjalanan yang bertanggung jawab pada lingkungan.
Akhir-akhir ini seringkali terjadi berbagai tempat dengan panorama indah di berbagai belahan dunia hancur karena dijadikan tempat pariwisata. Hal ini yang kemudian menjadi perhatian para pelaku wisata yang peduli akan kelestarian lingkungan untuk menggalakkan program ekowisata.
Pada dasarnya, ekowisata merupakan sebuah gaya wisata yang tetap menjaga kelestarian alam. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan bernilai positif dan wisatawan yang datang berkunjung, tidak merusak objek-objek alam yang ada ataupun mengotori lingkungan tersebut.
Baca Juga: Drama Netflix Black Knight: Kim Woo Bin Hidup di Dunia Penuh dengan Polusi Udara yang Mematikan
Selain pelestarian lingkungan, ekowisata juga diartikan dalam perjalanan yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar dan menjadikan destinasi wisata sebagai bahan edukasi.
Berdasarkan hasil perusahaan riset bisnis, ekowisata akan semakin berkembang dari tahun ke tahun. Pasar ekowisata global diperkirakan akan tumbuh mencapai 299,03 miliar dolar pada tahun 2026. Besarnya pasar ekowisata global tentunya memiliki beberapa tujuan tertentu di dalamnya.
Menurut Andréa Bernholtz,seorang pakar perjalanan dan gaya hidup berkelanjutan menyatakan, ada beberapa tujuan yang lebih spesifik dari ekowisata di samping sekedar menjaga kelestarian lingkungan.
Kegiatan ekowisata ini dapat mendukung proses konservasi yang sedang dijalani oleh berbagai pihak. Ekowisata memberikan wisatawan pengalaman, berbaur dengan alam, namun tetap tidak merusak alam. Melalui konsep ini bahkan wisatawan dapat berpartisipasi secara langsung dalam melakukan aktivitas yang bertujuan untuk konservasi.
