PR TASIKMALAYA – Saat ini, kita hidup di masa ketika konsumerisme dianggap sebagai sebuah hal yang lumrah.
Kini, digitalisasi dan teknologi yang inovatif telah mengubah cara orang-orang dalam berbelanja.
Pada Juni 2020, global e-commerce telah mencapai angka 22 miliar kunjungan dalam satu bulan, serta menghasilkan penjualan sebesar $26,7 triliun dollar atau setara dengan Rp400.000 triliun.
Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Earth, akhir tahun ini diperkirakan bahwa 50% akun e-commerce berasal dari Asia.
Namun, rupanya di balik transformasi yang besar-besaran ini, ada dampak lingkungan yang ditimbulkan.
Dampak lingkungan ini bisa dirasakan secara luas di seluruh dunia.
Lantas, bagaimana sebenarnya pengaruh kehadiran e-commerce terhadap dampak lingkungan yang ditimbulkannya? Berikut ini penjelasannya.
Salah satu dampak lingkungan berbelanja secara online datang dari proses pengemasan.