PR TASIKMALAYA – Analisis anthroposentris, merujuk pada paham yang meyakini bahwa manusia adalah satu-satunya pemegang kedudukan moral, membahas tentang perubahan iklim.
Namun, tampaknya meninggalkan salah satu batasan yang paling penting, yakni dinamika dalam perubahan iklim itu sendiri.
Lebih lanjut, artikel ini akan membahas tentang hubungan antara perubahan iklim dan konsep tentang ‘keadilan’.
Salah satu ahli sejarah asal University of Chicago, Dipesh Chakrabarty mengatakan bahwa untuk mengetahui sumber ketidakadilan akibat perubahan iklim, maka kita perlu mengetahui penyebab aktivitas yang berdampak besar terlebih dahulu.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Kota Bandung pada Senin, 31 Oktober 2022: Hujan Ringan di Sore hingga Malam Hari
Ia juga meminta agar analisis tersebut dilakukan dengan cara melihat secara spesifik akivitas manusia yang telah dilakukan secara terorganisir.
Dalam hal ini sistem yang dilakukan bukan hanya sebatas pada struktur negara, namun meliputi kegiatan sehari-hari.
Hal ini menurutnya dipercaya dalam mempercepat perubahan iklim.