Benarkah Nyeri Haid Akan Hilang Usai Menikah? Ini Jawabannya

- 22 Februari 2021, 10:00 WIB
ilustrasi nyeri haid. Penjelasan terkait pendapat yang menyebut nyeri haid yang akan hilang saat sudah menikah.*
ilustrasi nyeri haid. Penjelasan terkait pendapat yang menyebut nyeri haid yang akan hilang saat sudah menikah.* /PIXABAY/Jordan_Singh

PR TASIKMALAYA - Beberapa orang berpendapat bahwa nyeri haid yang luar biasa akan berkurang atau malah hilang sama sekali saat seseorang menikah.

Pendapat terkait nyeri haid bahkan dibenarkan oleh para dokter. Lalu apa alasannya?

"Nyeri haid salah satunya bisa karena endometriosis. Ada orang yang merasakan nyeri haid lalu setelah menikah, ada risiko sulit hamil," ujar dokter spesialis obstetri dan ginekologi, Kartika Cory, seperti dilansir Pikiranrakyat-Tasikmalaya.com dari Antara.

Baca Juga: Jarang Diketahui! Ternyata 5 Teh ini Dapat Atasi Perut Kembung

"Jika hamil, endometriosis yang mengganggu sudah diserap tubuh, sehingga muncul anggapan setelah menikah dan hamil maka nyeri perut akan hilang. Sebenarnya, benar juga pernyataannya," sambungnya.

Endometriosis terjadi ketika jaringan endometrium tumbuh di luar rahim misalnya di ovarium, usus dan menyebabkan perlengketan.

Jaringan ini akan tumbuh, menebal, dan rusak. Seiring waktu, jaringan yang rusak tidak punya tempat untuk keluar dan terjebak di panggul.

Baca Juga: Punya Masalah Susah Tidur? Lakukan Olahraga ini untuk Mengatasi Gangguan Tidur

Oleh karena itu, muncul nyeri di panggul dan kondisi ini bisa meningkat seiring waktu.

Selain nyeri di panggul, gejala endometriosis juga bisa mencakup kram sebelum dan berlanjut selama beberapa hari hingga periode menstruasi, nyeri saat berhubungan intim hingga perdarahan yang berlebihan saat menstruasi.

Kondisi ini termasuk dalam gangguan menstruasi yang setidaknya dialami 10 persen wanita, selain siklus haid dan volume darah yang keluar selama haid tak normal.

Baca Juga: Wajib Tahu! Ini yang Akan Terjadi Jika Tak Menyetujui Kebijakan Privasi Terbaru Whatsapp

Menurut Kartika, secara normal siklus haid berlangsung setiap 21-25 hari dengan durasi masa haid 3-7 hari dan banyaknya darah sekitar 40-60 ml atau membuat wanita harus 3-4 kali ganti pembalut tiap harinya.

Untuk mengetahui dan memastikan ada tidaknya kelainan dari sisi siklus maupun perdarahan, seorang wanita dianjurkan mencatat siklus haidnya yang meliputi hari pertama dan akhir menstruasi setiap bulan (untuk tahu siklus haid), lalu jumlah pembalut yang dipakai setiap hari selama menstruasi.

"Kalau sudah tahu siklus (dengan pencatatan siklus) Anda bisa tahu kapan mengalami Premenstrual Syndrome (PMS), bisa menghindari gejala berat," ujar Kartika.

Baca Juga: Sama-sama Sampaikan Kabar Duka seperti Haedar Nashir dan HNW, Ali Ngabalin: Selamat Jalan Bang

Selain mendeteksi gangguan selama menstruasi, pencatatan siklus haid juga dapat digunakan untuk memantau masa subur pada program KB, identifikasi usia kehamilan, maupun perencanaan aktivitas bagi mereka yang memiliki implikasi sakit yang serius saat dalam keadaan menstruasi.

Tidak hanya karena faktor endometriosis, nyeri haid juga bisa disebabkan oleh hal lain.

Konsultan senior sekaligus ahli bedah vaskular dan endovaskular di The Harley Street Heart and Vascular Center di Gleneagles Hospital Singapura, Sriram Narayanan mengatakan, varises atau pelebaran pembuluh darah di perut bagian bawah yang mengarah ke sindrom kongesti panggul (PCS) bisa menjadi salah satu alasan menstruasi terasa menyakitkan.

Namun, untuk mendeteksinya tidak mudah karena gejalanya seringkali disalahartikan sebagai masalah lain semisal diare atau sembelit dari sindrom iritasi usus besar.

Selain itu, PCS juga bisa terjadi bersamaan dengan kista ovarium dengan derajat nyeri yang bervariasi.***

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x