Penggunaan masker kain mampu menahan droplet hanya 70 persen, bukan 100 persen. Oleh karena itu, masih ada kemungkinan droplet menembus masker kain yang digunakan.
Bahayanya, microdroplet dapat bertahan lama dan menyebar di udara, sehingga berpotensi besar terhirup oleh orang lain.
Baca Juga: Berdasarkan Riset, Mensos Risma Disebut sebagai Top Influencer dan Top Person Soal Covid-19 di 2020
Karena ventilasi udara di dalam transportasi umum belum tentu baik, maka berbicara di transportasi umum dilarang.
Pasalnya, ketika individu berbicara selama satu menit saja, maka dihasilkan lebih dari 1.000 tetesan yang berpotensi mengandung virus.
Karena, kita tidak pernah tahu apakah orang yang kita ajak bicara, atau orang yang berada di dekat kita merupakan orang yang berstatus Orang Tanpa Gejala (OTG).
Baca Juga: Jadi Organisasi Telarang di Tanah Air, Wakil Dekan Unpad Dicopot Jabatan Karena Jadi Anggota HTI
Selain itu, untuk menjaga diri dari terpaparnya virus Covid-19, jangan lupa untuk selalu menerapkan protokol kesehatan 3M dengan disiplin.
Protokol 3M yaitu: memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun di air yang mengalir atau menggunakan hand sanitizer.
Tahukah kamu?
Kenapa kita dilarang ngobrol di transportasi umum?
Berikut penjelasannya, disimak ya ????
Bagaimana pengalaman sobat, apakah pernah diingatkan petugas untuk tidak ngobrol di transportasi umum?
.#diskominfojabar #JabarJuaraLahirBatin #transportasiumum pic.twitter.com/MEFu1fGJdq— Diskominfo Jabar (@diskominfojabar) January 4, 2021
***