Simak Alasan Kerusakan Laut Dapat Ancam Keberlangsungan Hidup

- 13 Desember 2020, 08:32 WIB
ILUSTRASI Pantai
ILUSTRASI Pantai /Piixabay/ cocoparisienne

PR TASIKMALAYA - Sebuah tim peneliti internasional telah menyoroti kerusakan luas yang diakibatkan oleh perilaku manusia terhadap lautan di dunia, dan pada gilirannya, juga bagi kesehatan manusia.

Penelitian yang muncul dalam Annals of Global Health menjabarkan serangkaian cara untuk mengurangi masalah kerusakan laut ini.

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Medical News Today, lautan memiliki peran utama bagi bumi dalam menambah oksigen ke atmosfer, menyerap karbon dioksida, serta untuk menstabilkan efek pemanasan global.

Baca Juga: Manchester United vs Manchester City: Scott McTominay Gagal Manfaatkan Peluang

Laut juga menyediakan makanan dan sejumlah obat esensial bagi milyaran penduduk bumi, yang karenanya menjadi salah satu pusat mata pencaharian jutaan manusia.

Bagi orang-orang yang tinggal di dekat lautan, seperti di pesisir, pulau kecil, Antartika, dan masyarakat di bagian selatan global (negara-negara di wilayah Amerika Latin, Afrika, Asia, dan Oceania), yang merupakan sentral dari praktik sosial dan budaya, tradisi, dan gaya hidup.

Akan tetapi, lautan di dunia saat ini sedang terancam, sebagian besar merupakan dampak dari perilaku manusia.

Baca Juga: HRS Ditahan, Brigade Jawara Betawi 411 se-Jabodetabek Siap Serahkan Diri ke Polisi

Seiring dengan memburuknya kualitas lautan, demikian pula dengan kualitas kesehatan manusia, khususnya mereka yang tinggal di sekitar laut.

Para peneliti telah melihat secara detail bukti ilmiah terkini yang menunjukkan peran penting lautan bagi kualitas kehidupan di bumi. Mereka juga telah melihat faktor-faktor yang mengakibatkan rusaknya lautan.

Penyebab inti dari kerusakan ini adalah tindakan manusia yang berproses dengan cara yang kompleks, di mana ketika manusia merusak suatu hal di alam, hal tersebut memiliki keterkaitan dengan hal lain yang juga akan ikut rusak.

Baca Juga: Dituding Kabur dari Panggilan Polisi, Munarman: Habib Rizieq Gentleman, Ksatria

Misalnya, ketika suhu global meningkat, laju pencairan es pun meningkat. Cairnya es ini akan melepaskan ganggang dan bakteri berbahaya ke perairan yang sebelumnya tidak terkontaminasi.

Kenaikan permukaan laut dan badai pesisir yang semakin ganas mengancam keselamatan penduduk pesisir.

Peningkatan kadar karbon dioksida di atmosfer membuat lautan menjadi asam, sehingga menghancurkan fondasi penting dalam rantai makanan di laut.

Baca Juga: Tanggapi Polemik HRS dan Pemerintah, Cak Nun Singgung soal Kafir dan Munafik

Prof. Philip Landrigan, penulis korespondensi dari studi ini dan Direktur Observatorium Polusi Global di Boston College, Massachusetts AS, mengungkapkan, sederhananya, polusi laut adalah masalah global utama, terus berkembang, dan secara langsung memengaruhi kesehatan manusia.

“Banyak orang yang telah mengetahui tentang polusi plastik di lautan, tetapi itu hanya sebagian saja. Penelitian menunjukkan lautan dikotori oleh campuran racun yang kompleks termasuk merkuri, pestisida, bahan kimia industri, limbah minyak bumi, limbah pertanian, dan bahan kimia pabrik yang tertanam dalam plastik," jelasnya.

“Bahan beracun di laut ini kemudian dikonsumsi oleh manusia, khususnya dengan memakan makanan laut yang terkontaminasi,” imbuhnya.

Baca Juga: Jokowi Hubungi Elon Musk, Tawarkan Potensi Indonesia jadi Lokasi Peluncuran SpaceX

“Kita semua berisiko, tetapi orang yang paling parah terkena dampak adalah komunitas nelayan pesisir, penduduk negara pulau kecil, dan orang-orang di Kutub Utara. Kelangsungan hidup populasi yang rentan ini bergantung pada kesehatan laut," katanya.

Studi tersebut menyoroti bahwa pemanasan global dan naiknya permukaan laut, disertai dengan lautan yang tercemar, telah memperluas penyebaran bakteri penyebab kolera, serta meningkatkan prevalensi dan intensitas pertumbuhan alga yang berbahaya.

Bagaimanapun, meski laporan ini mengkhawatirkan, para peneliti menyebut bahwa situasinya dapat berubah.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Tasikmalaya Hari Ini, 13 Desember 2020: Hujan Ringan di Siang Hari

“Hal utama yang harus disadari tentang pencemaran laut adalah bahwa, seperti semua bentuk pencemaran, hal itu dapat dicegah dengan UU, kebijakan, teknologi, dan penanganan yang menargetkan sumber pencemaran utama.”

“Banyak negara yang telah menjalankan tindakan ini dan berhasil membersihkan pelabuhan yang kotor, menjernihkan muara, dan memulihkan terumbu karang.

"Hasilnya adalah meningkatnya kegiatan pariwisata, pemulihan sektor perikanan, membaiknya kesehatan manusia, dan pertumbuhan ekonomi. Manfaat ini akan bertahan selama berabad-abad,” pungkasnya.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Medical News Today


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah