Dokter Ahli Ungkap Alasan Penderita Jantung Wajib Selalu Kontrol saat Pandemi Covid-19

20 Mei 2020, 09:15 WIB
ILUSTRASI sakit jantung.* /PIXABAY/

PIKIRAN RAKYAT – Di tengah pandemi Covid-19, bukan berarti seseorang yang tadinya sudah memiliki penyakit bisa mengabaikan pengobatan dengan alasan karena takut untuk mengunjungi rumah sakit atau tempat berobat lainnya.

Seperti contoh hal nya penderita penyakit jantung yang harus selalu rutin melakukan kontrol untuk mendapatkan asupan obat dan juga perawatan.

Baca Juga: Terjerat Kasus Narkoba, Lucinta Luna akan Jalani Sidang Perdana Setelah Lebaran

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs Antara, ahli penyakit jantung dari Rumah Sakit Siloam Kebon Jeruk Jakarta, dr Leonardo Paskah Suciadi SpJP, meminta penderita penyakit jantung untuk menjaga kondisi kesehatannya pada saat pandemi Covid-19.

"Kita memang perlu waspada dengan Covid-19, namun jangan lupa waspada juga bagi masyarakat yang memiliki riwayat penyakit jantung," ujar Paskah dalam telekonferensi di Jakarta, Selasa.

Baca Juga: Pastikan Kondusifitas, Pasukan Brigif 13/Galuh Keliling Pos PSBB Diiringi Kegiatan Bakti Sosial

Ia menambahkan penyakit jantung merupakan penyakit yang tidak bisa ditunda dalam penanganannya.

Ia memberi contoh dalam beberapa waktu terakhir, cukup banyak tokoh publik yang meninggal dunia akibat penyakit tersebut.

"Jadi memang tidak bisa ditunda penanganannya dan tidak boleh ada toleransi waktu. Semakin cepat penanganannya maka semakin baik," kata Paskah.

Baca Juga: Pemudik hingga Awak Angkutan di Tasikmalaya Bakal Jalani Rapid Test

Dalam kondisi pandemi Covid-19 seperti saat ini, lanjut dia, penderita penyakit jantung harus tetap menjaga kesehatan jantungnya. Termasuk harus mengonsumsi obat-obatan yang berfungsi menstabilkan fungsi jantung.

Jika kondisi tersebut tidak dijaga, maka dikhawatirkan jika penderita penyakit jantung tersebut terinfeksi Covid-19, maka akan mengakibatkan kondisi kesehatannya semakin menurun.

"Terutama pada minggu kedua setelah terinfeksi virus. Pada minggu pertama mungkin gejalanya belum terlalu berat, namun pada minggu kedua gejalanya mulai berat dan pada saat itu terjadi badai sitokin yang mana sel-sel tubuh merespon berlebihan.

Baca Juga: Bantuan Kemensos di Tasikmalaya Berujung Kerumunan Warga, Ini Pernyataan Pihak Kelurahan

"Misalnya jika kondisi itu dialami penderita penyakit jantung, maka pada fase itu akan terjadi serangan jantung," terang Paskah.

Dia meminta penderita penyakit jantung untuk tidak takut untuk mendatangi rumah sakit dalam rangka mengontrol kesehatannya.

Sejumlah protokol kesehatan diterapkan untuk mencegah penularan Covid-19 di lingkungan rumah sakit.

Baca Juga: Dinilai Tidak Transparan, Banggar Pertanyakan Alokasi Anggaran Gugus Tugas Covid-19

"Sejauh ini tidak ada obat-obatan standar di bagian jantung yang meningkatkan risiko terkena Covid-19," jelas Paskah.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler