Wajib Tahu! Inilah Perbedaan Nyeri Jelang Haid dengan Tanda Tumor Payudara

22 Februari 2021, 09:00 WIB
Ilustrasi payudara. Simak perbedaan nyeri jelang haid dengan pertanda adanya tumor payudara.* /Pexels/Anna Tarazevich

PR TASIKMALAYA - Bagi sebagian perempuan, masa-masa menjelang haid ditandai dengan mastalgia atau rasa nyeri yang muncul di payudara.

Namun ternyata, rasa nyeri tidak selalu tentang masa menjelang haid, namun bisa jadi pertanda tumor payudara.

Lantas bagaimana cara membedakan nyeri biasa tersebut dengan nyeri yang harus diwaspadai saat melakukan pemeriksaan payudara sendiri atau yang dikenal dengan istilah SADARI?

Baca Juga: Buka Suara terkait Isu Perselingkuhan dengan Nissa Sabyan, Ayus Sabyan: Saya Tulus Ingin Memohon Maaf

Menurut dokter Nadhira Afifa, alumni Universitas Harvard, salah satu ciri kanker payudara yang bisa dideteksi lewat SADARI adalah adanya benjolan.

"Benjolan ini biasanya tepinya tegas, berbentul bulat dan keras, tidak bisa digeser-geser (immobile)," ujarnya seperti dikutip Pikiranrakyat-Tasikmalaya.com dari Antara.

Benjolan yang bersifat kanker ini biasanya tidak terasa nyeri. Namun bila terasa nyeri, bisa jadi benjolan tersebut merupakan tumor jinak atau akibat dari infeksi, yang mana hal ini di luar kanker.

Baca Juga: Sebanyak 70 Persen Bantuan Sosial Tunai bagi Warga Terdampak Covid-19 Telah Disalurkan Pemerintah

Selain itu, ciri lainnya dari kanker payudara adalah kulit yang mengerut seperti kulit jeruk. Selain itu, puting pun masuk ke dalam dan area sekitarnya mengerut.

Tidak hanya itu, payudara juga dapat mengeluarkan cairan, yang biasanya berupa darah.

Nadhira mengingatkan kepada setiap perempuan untuk aktif melalukan deteksi dini dengan SADARI, memeriksa apakah ada perubahan pada payudara yang harus diperiksa dokter.

Baca Juga: Lakukan Penipuan dan Berpura-pura Jadi Polisi, Seorang Pria Diamankan Polsek Sawahlunto

Sebagian besar kasus kanker payudara terjadi pada perempuan berusia di atas 50 tahun.

Selain usia, faktor lain yang membuat seseorang berisiko terkena kanker payudara adalah genetika.

Mereka yang punya riwayat keluarga mengalami kanker payudara juga berisiko terkena hal yang sama.

Baca Juga: Rusia Temukan Kasus Baru Penularan Virus Unggas pada Manusia, WHO: Jika Terkonfirmasi Akan Jadi yang Pertama

Lalu pemakaian kontrasepsi oral dalam jangka waktu panjang, perempuan yang haid di bawah umur 12 tahun dan punya riwayat tumor jinak juga lebih berisiko.

Penyakit ini juga berisiko dialami orang yang melahirkan pertama kali di atas umur 35 tahun, menopause di atas usia 52 tahun, serta menjalani gaya hidup tak sehat yang berakibat obesitas, merokok dan jarang berolahraga.

Dokter Nadhira menyarankan untuk rajin berolahraga, mengurangi konsumsi daging merah dan daging olahan serta alkohol juga memperbanyak konsumsi sayur dan buah sebagai upaya untuk mencegah risiko terkena kanker. ***

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler