Pertumbuhan Ekonomi Mulai Membaik vs Meningkatnya Pengangguran, Awal Dinamika Resesi Indonesia

- 6 November 2020, 11:30 WIB
Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani.*/Instagram.com/smindrawati/
Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani.*/Instagram.com/smindrawati/ /

PR TASIKMALAYA – Meski resmi resesi, pemulihan ekonomi di Indonesia sudah menampakkan hasil yang lebih baik.

Dilihat dari data yang dikeluarkan oleh BPS, di mana pada triwulan ke II 2020 Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi minus 5,32 persen.

Namun, di kuartal ke III 2020 mulai membaik yang ditunjukkan dengan angka minus 3,49 persen.

Baca Juga: Indo Barometer: Tingkat Kepuasan Publik pada Jokowi Naik, Ma'ruf Amin Turun

Meski masih mengalami kontraksi, setidaknya kontraksi yang lebih dalam dapat dicegah.

“Kita sudah melewati masa terburuk di triwulan kedua. Di triwulan ketiga, perekonomian mengalami pembaikan atau turning point kea rah zona positif,” ujar Menteri Keuangan Sri Mulayani dalam pernyataan persnya pada Kamis, 5 November 2020.

Menurut Menkeu, relisasi belanja negara meningkat takam hingga 15,5 persen di triwulan III.

Belanja negara itu disalurkan untuk bantuan sosial, dukungan bagi dunia usaha, termasuk UMKM yang menjadi pendorong perbaikan ekonomi.

Baca Juga: Turun ke Jalan, Pendukung Trump: Pemilihan Selesai, Pertarungan Berlanjut

Kinerja dari sisi pengeluaran, secara umum mengalami penaikan di triwulan ketiga. Antara lain konsumsi pemerintah yang triwulan sebelumnya tumbuh negatif 6,9 persen, di triwulan ketiga ini tumbuh positif 9,8 persen.

Indeks Penjualan Riil tumbuh dari minus 18,2 persen menjadi minus 9,6 persen. Kinerja ekspor dari minus 11,7 tumbuh membaik menjadi minus 10,8 persen.

Sedangkan kinerja impor masih mengalami penurunan dari minus 17 persen menjadi minus 21,9 persen. Konsumsi rumah membaik, dari minus 5,5 persen menjadi minus 4 persen.

“Ke depan, pemerintah akan terus melakukan berbagai upaya mempercepat Pemulihan Ekonomi Nasional. Terutama mempercepat belanja pemerintah daerah yang baru mencapai 53,3 persen,” kata Menkeu.

Baca Juga: Soal Pelajar Ikut Demo, Haris Azhar Singgung Sikap Berlebihan Tri Rismaharini

Penanganan di bidang kesehatan juga teus dilakukan dengan melakukan 3T yaitu Testing, Tracing, dan Treatment. Termasuk menyiapkan penggunaan vaksin.

Menkeu juga meminta masyarakat untuk selalu disiplin menerapkan protokol kesehatan dengan mengenakan masker, mencuci tangan pakai sabun dan menjaga jarak, untuk mencegah penularan dan mencegah kemungkinan terjadinya gelombang kedua wabah Covid-19 yang tejadi di sejumlah negara Eropa.

“Kita berharap pembalikan ekonomi akan berlanjut di triwulan keempat, dan kita harus benar-benar memanfaatkan momentum perbaikan ekonomi di triwulan ketiga ini untuk pemulihan ekonomi di tahun 2021 nanti,” jelasnya.

Namun, di tengah optimisme pertumbuhan ekonomi yang membaik, pemerintah menghadapi tantangan berupa semakin meningkatknya jumlah pengangguran sebagai dampak wabah Covid-19.

Baca Juga: Kemenparekraf Gelontorkan Dana Hibah Sebesar Rp 81 Miliar untuk Hotel dan Restoran di Bogor

Laporan ketenagakerjaan BPS menunjukan terjadi penambhaan pengangguran hampir 2,7 juta oaring, sehingga julah pengangguran sekarang sebanyak 9,7 juta orang. Belum lagi pekerja yang mengalami pengurangan jam kerja.

Ekonm INDEF Abra Talattov mengatakan, pekerja yang mengalami pengurangan jam kerja akan mempengaruhi daya beli mereka, yang akhirnya akan berdampak pada tingkat konsumsi rumah tangga.

“Karenanya, harus ada dukungan pemerintah, bisa berupa bantuan tunai seperti program subsidi gaji yang diberikan baik pekerja berpenghasilan di bawah lima juta. Namun cakupannya harus lebih luas tidak hanya yang terdaftar sebagai peserta BPJS,” terang Abra.

Ia juga mengatakan, supaya pertumbuhan ekonomi yang sudah membaik ini berlanjut di triwulan keempat, pemerintah harus memberikan perhatian serius menangani pengangguran dan mempercepat realisasi anggaran untuk pemulihan ekonomi nasional.

Baca Juga: Tegaskan Hanya Penyampaian Aspirasi, Polda Metro Jaya: Tak Ada Sweeping Produk Prancis

“Karena kuncinya ada di triwulan keempat, untuk menentukan apakah di tahun 2021 nanti perekonomian Indonesia dapat kemabali bangkit,” tutup Dia.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah