Hoaks atau Fakta: Benarkan Indonesia Tawarkan Pangkalan di Kepulauan Natuna Kepada AS?

- 18 November 2020, 20:18 WIB
Tangkapan layar video di Laut Natuna Utara, Kepulauan Riau.*
Tangkapan layar video di Laut Natuna Utara, Kepulauan Riau.* /ANTARA/Dinas Penerangan Komando Armada I TNI AL/

PR TASIKMALAYA - Indonesia dikabarkan menawarkan pangkalan di Kepulauan Natuna kepada Amerika Serikat (AS).

Indonesia disebut-sebut telah menawarkan pangkalan kepada AS agar dapat membangun kekuatan militer besar di Natuna sehingga dapat melawan Tiongkok yang selama ini telah mengincar dan menginginkan Natuna.

Lalu muncul pertanyaan apakah informasi terkait Natuna dalam situs daring tersebut merupakan kebenaran?

Baca Juga: Gempa Bumi Mengguncang Bengkulu Selatan dengan Kekuatan 5,2 Magnitudo

Informasi terkait Natuna adalah informasi hoaks atau salah.

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dalam Antara pada Rabu 18 November 2020, Indonesia tidak menawarkan pangkalan kepada Amerika Serikat, tapi menawarkan investasi di Natuna.

AS merupakan salah satu investor utama Indonesia dengan investasi sebesar 279 juta dolar AS pada kuartal III 2020 dengan jumlah 417 proyek.

Departemen Luar Negeri AS mengatakan kunjungan Pompeo ke Indonesia dilakukan untuk menegaskan visi kedua negara tentang Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.

Baca Juga: HRS Singgung Kasus Prancis Bisa Tejadi di Tanah Air, Ferdinand Hutahaean: Ancaman Mengerikan!

Kunjungan tersebut juga membahas isu perdagangan, keamanan, serta diplomatik dengan mitranya di Indonesia, termasuk dengan Presiden Joko Widodo.

Diketahui Natuna merupakan salah satu wilayah Indonesia yang berada pada jalur pelayaran internasional Hongkong, Jepang, Korea Selatan dan Taiwan.

Wilayah tersebut terkenal dengan penghasil minyak dan gas.

Baca Juga: Tanggapi Penutupan Visa Umrah Jamaah Indonesia Karena Covid-19, Menag: Hanya Hoaks

Cadangan minyak bumi Natuna diperkirakan mencapai 1.400.386.470 barel, sedangkan gas bumi 112.356.680.000. barel.

Dengan potensi tersebut, Natuna seringkali menjadi wilayah konflik karena selalu menjadi incaran klaim Tiongkok.***

Editor: Tita Salsabila

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah