Cek Fakta: Viral di Medsos, Validkah Teori Covid-19 dari Ahli Virus Indro Cahyono?

- 14 April 2020, 13:25 WIB
ILUSTRASI virus corona.*
ILUSTRASI virus corona.* / ATHREE23/PIXABAY/

PIKIRAN RAKYAT - Melonjaknya kasus positif Covid-19 di dunia termasuk Indonesia harus dibarengi pengetahuan yang disampaikan kepada masyarakat.

Hal itu bertujuan agar masyarakat lebih siap dan aktif untuk menghadapi masalah kesehatan serius ini agar tidak salah kaprah, juga membuat asumsi yang salah hingga menimbulkan kepanikan.

Telah beredar sebuah informasi di akun Facebook milik Ibrahim Al Fadani yang berisi penjelasan ilmiah Covid-19 oleh drh. Moh Indro Cahyono.

Baca Juga: Resmi Mundur dari Sekretaris Jenderal PSSI, Ratu Tisha: Hati Saya Dibelah Isinya Sepakbola

Berdasarkan penelusuran PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari laman resmi Turn Back Hoax Mafindo, informasi tersebut dibantah langsung oleh ahli virus Moh. Indro Cahyono.

Dalam akun Facebook miliknya, Indro menuliskan bahwa pesan yang telah beredar tersebut seolah-olah memberikan pesan positif padahal isinya menyesatkan.

"Itu hoaks. Pesan ini seolah-olah memberikan pesan positif padahal isinya sangat menyesatkan," tulis Indro.

Baca Juga: Gelar Ratas dengan Tiga Kepala Daerah, Upaya Gubernur Banten Matangkan PSBB Tangerang Raya

Indro juga menuliskan beberapa perbaikan terhadap informasi tersebut melalui akun Facebook miliknya pada 31 Maret 2020.

Pesan berantai poin 1: Virus (termasuk Covid-19) adalah benda mati yang dapat hidup di media hidup. Namun, ada catatannya. Kalau misalnya ada orang yang sudah terinfeksi mengeluarkan droplet (cairan flu atau ludah), lalu kena di baju, kain, atau meja, maka dia tetap hidup selama droplet itu belum mengering.

Kalau baju dicuci atau setidak-tidaknya mengering sendiri karena pengaruh lingkungan, misalnya karena panas atau hembusan angin, maka virusnya akan mati. Begitu pun di meja, kursi, lantai, karpet, dan sejenisnya. Kalau sudah mengering, ya sudah virusnya akan mati.

Baca Juga: Cek Fakta: Validkah Kisah Sofia dan Antonio yang Merupakan Perawat Pasien di Italia?

Revisi dari Indro: Virus (termasuk COVID-19) hanya bisa bertahan hidup di media yang gelap, basah, dan dingin. Dia tidak bisa bertahan hidup lama tanpa perantara media tersebut.

Jika misalnya ada orang yang sudah terinfeksi mengeluarkan droplet (cairan lendir atau ludah), lalu kena di baju, kain, atau meja, maka dia tetap hidup selama droplet itu belum mengering.

Jika baju dicuci atau setidak-tidaknya mengering sendiri karena pengaruh lingkungan, misalnya karena panas atau disinfektan, maka virusnya akan mati. Begitu pun di meja, kursi, lantai, karpet, dan sejenisnya. Jika sudah mengering, ya sudah virusnya akan mati.

Baca Juga: Jadi Tumpuan Industri Nasional, Pemprov Jabar Minta Perusahaan Adakan Rapid Test Mandiri

Pesan berantai poin 2: Virus ini tidak bisa hidup di udara. Dia hanya jadi butir-butir kristal saja. Semua jenis virus, mau virus flu, TB, paru, dan lain-lain. Bagaimana dengan berjabat tangan?

Sama seperti penjelasan nomor satu. Walau tangan ini termasuk bagian hidup, tapi selama droplet-nya kering, dibersihkan, maka virus pun akan mati.

Karena virus hanya bisa masuk lewat tiga jalur yakni mata, hidung, dan mulut. Maka, jika selesai berjabat tangan, dianjurkan membasuhnya dengan Antis, sabun, air panas, asing, atau cairan cuka/asam.

Baca Juga: Cek Fakta: Berlakukan PSBB, Benarkah Kendaraan Dilarang Masuk ke Depok?

Revisi dari Indro: Virus ini tidak bisa hidup di udara. Dia hanya bisa hidup di droplet dan kemudian jatuh ke bawah. Semua jenis virus, mau virus flu, atau virus lain, sifatnya sama.

Bagaimana dengan berjabat tangan? Sama seperti penjelasan nomor satu. Walau tangan ini termasuk bagian hidup, tapi selama droplet-nya kering, dibersihkan dengan sabun atau hand sanitizer, maka virus pun akan hancur.

Karena virus hanya bisa masuk lewat dua jalur, yakni hidung, dan mulut. Maka, jika selesai berjabat tangan, dianjurkan membasuhnya dengan sabun atau hand sanitizer.

Baca Juga: Bertambah Satu, Pasien Positif Covid-19 di Kota Tasikmalaya Genap Satu Lusin

Pesan berantai poin 3: Virus tidak bisa hidup di air panas, air asin, cuka, atau cairan asam. Maka, jika sudah terinfeksi, segera konsumsi vitamin E (brokoli, kelor) dan vitamin C (jeruk, mangga, dan lain-lain).

Revisi dari Indro: Virus bisa dinetralkan oleh antibody dari dalam tubuh dan antibody bisa dinaikan produksinya dengan konsumsi vitamin E dan C.

Budayakan untuk mengkonsumsi vitamin E (brokoli, kelor) dan vitamin C (jeruk, mangga, dan lain-lain) selama masa wabah COVID-19.

Baca Juga: Puncak Pandemi Covid-19 Diprediksi saat H-7 Lebaran, Dinkes Tasikmalaya Lakukan Persiapan

Pesan berantai poin 4: Yang terinfeksi atau dinyatakan positif berpeluang sembuh total bagi mereka yang ketahanan tubuhnya kuat, tidak memiliki riwayat penyakit bawaan seperti paru, TB, hippertensi, asma, kanker, dan tumor.

Revisi dari Indro: Yang terinfeksi atau dinyatakan positif berpeluang sembuh. Jika memiliki riwayat penyakit bawaan seperti paru, TB, hippertensi, asma, kanker, dan tumor, sebaiknya berkonsultasi ke dokter.

Pesan berantai poin 5: Bagi anak-anak muda atau yang ketahanan tubuhnya kuat yang sudah dinyatakan positif, cukup treatment (perlakuan) mandiri di rumah. Karena usia produktif, antibodinya berproduksi 2-3 kali lipat dibandingkan dengan manula.

Baca Juga: Dimanjakan Warga Selama Karantina Mandiri, Ibu Muda yang Sembuh Covid-19 Mengaku Bahagia

Antibodi pada hari ke 4-5 akan keluar untuk menyerang virus. Untuk menekan rasa stres, bagi yang sudah positif, cukup mengonsumsi vitamin dan antibiotik.

Jangan ke RS yang sudah ditentukan karena itu diperuntukan bagi mereka yang produksi antibodinya rendah.

Revisi dari Indro: Bagi manusia yang ketahanan tubuhnya normal dan kemudian dinyatakan positif, dapat melakukan treatment (perlakuan) mandiri di rumah dengan cukup beristirahat, konsumsi vitamin E dan C dan madu, karena dengan asupan vitamin yang bagus, maka produksi antibodi bisa meningkat 2-3 kali lipat dari standard.

Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Anak-Anak yang Keluar Rumah Selama PSBB Diberi Sanksi Kurungan?

Antibodi pada hari ke-7 akan diprodukai tubuh untuk menetralkan virus dan mencapai puncaknya pada hari 14. Jangan panik dan stress karena stress akan menekan siatem kekebalan kita.

RS sebaiknya dikhususkan untuk kelompok risiko tinggi (lansia, pasien dengan komplikasi penyakit dan gangguan pernafasan kronis) sehingga RS tidak terlalu penuh dan membuat para pejuang kesehatan menjadi kerepotan dan kelelahan.

Pesan berantai poin 6: Jangan stres dan panik. Karena, jika stres dan panik, maka antibodinya akan lambat berproduksi. Dengan itulah kita mudah terserang. Apalagi, stres itu hanya membuat psikosomatik (kondisi jiwa yang tersugesti), lalu membuat tubuh lemah.

Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Donald Trump Buka Sidang dengan Bacaan Quran? Simak Faktanya

Revisi dari Indro: Jangan stres dan panik. Karena, jika stres dan panik, memicu reaksi psikosomatis yang berakibat pada menurunnya produksi antibodi dari dalam tubuh.

Pesan berantai poin 7: Virus yang dikatakan bertahan hidup di tempat basah lebih dari 9 jam itu hoaks. Di panci, di kardus, di udara, di gagang pintu, di aluminium, dan lainnya, itu hoaks. Sekali lagi, virus tidak dapat hidup di benda-benda mati. Jika dicurigai ada droplet di sana, maka cukup dibersihkan saja.

Revisi dari Indro: Virus tidak bisa bertahan hidup di tempat kering, terang, dan panas. Jika dicurigai ada droplet di perabot rumah, maka cukup dibersihkan saja dengan disinfektan atau cairan pembersih.

Baca Juga: Update Virus Corona di Indonesia per 14 April 2020: Kasus Positif Tembus 4.557 Kasus

Pesan berantai poin 8: Pasien yang terinfeksi berpeluang sembuh seperti orang yang kena flu karena status positif itu sementara.

Revisi dari Indro: Pasien yang terinfeksi berpeluang sembuh dalam 14 hari jika rajin mengkonsumsi vitamin E dan C dan cukup istirahat.

Pesan berantai poin 9: Mantan pasien positif atau yang sudah sembuh berpeluang kecil untuk terinfeksi kembali. Asumsinya, di dalam tubuh kita ini, ada yang namanya sel memori.

Baca Juga: Cek Fakta: Kabel Meledak, Benarkah Listrik di Jakarta Selatan akan Padam?

Jika dia terinfeksi kembali, maka masa inkubasinya tidak selama waktu awal terifeksi, hanya 24 jam (1 hari). Karena sel memorinya akan menampilkan data bawah orang ini pernah terinfeksi. Sehingga, sehari kena, besok atau paling lambat dua hari sudah sembuh lagi.

Revisi dari Indro: Manusia yang sudah pernah terinfeksi dan sembuh masih bisa terkena infeksi ulangan dari lapang, tapi sel memory tubuh akan mengeluarkan antibody lebih cepat (bukan 7 hari seperti infeksi pertama), tapi langsung keluar dalam waktu 1 hari (24 jam).

Selain itu, drh. Moh. Indro Cahyono juga menyebutkan bahwa ada beberapa informasi yang benar dalam informasi tersebut.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Tasikmalaya Selasa 14 April 2020: Cigalontang dan Kawalu Hujan Ringan

Namun, kebanyakan informasinya dipelintir sehingga dapat menimbulkan polemik dan membuat masyarakat awam jadi salah kaprah.

Berdasarkan informasi yang telah dihimpun PikiranRakyat-Tasikmalaya.com, dapat dipastikan informasi yang beredar bukan berasal dari Indro Cahyono dan beberapa informasi telah dipelintir.

Maka informasi di atas merupakan hoaks dan masuk ke dalam kategori Konten yang Salah atau False Content.***

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: Mafindo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x