PIKIRAN RAKYAT - Klaim cara menangkal virus corona kian bermunculan di media sosial seiring dengan bertambahnya jumlah terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia.
Jumlah pasien positif corona di Indonesia semakin hari semakin bertambah dan membuat masyarakat khawatir. Per 6 April 2020, telah ada sebanyak 2.491 kasus terkonfirmasi positif dengan 192 pasien sembuh.
Berkaitan dengan penambahan pasien positif Covid-19, baru-baru ini beredar sebuah informasi di WhatsApp yang mengklaim bahwa penggunaan obat hipertensi golongan sartan lebih rentan terkena Covid-19.
Baca Juga: Soal Pembebasan Napi Korupsi karena Covid-19, Presiden Jokowi: Tak Pernah Dibahas di Rapat
Informasi melalui WhatsApp tersebut tentang hasil teleconference sejawat FKUI/ RSUI (Prof. Rino, Prof. Suhendro, Prof. Ari F., dr. Aida Lydia, dll) yang menjelaskan bahwa penggunaan obat hipertensi golongan Sartan akan lebih rentan terserang Covid-19.
Hal itu di karenakan obat hipertensi golongan sartan termasuk dalam golongan ACE Inhibitor dimana Covid-19 bermain bersama ACE. Obat-obat konvesional yang dianjurkan adalah Amlodipin, Captopril, dan Nifedipin.
Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari laman resmi Jakarta Lawan Hoaks, berdasarkan hasil penelurusan di situs alodokter.com dan hellosehat.com, obat hipertensi golongan Sartan seperti Losartan, Valsartan, Irbesartan, dan Candesartan, bukan merupakan golongan ACE Inhibitor.
Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Tanggal 4-18 April 2020 Akan Jadi Momentum Puncak Sebaran Covid-19?
Obat-obat tersebut merupakan golongan Angiotensin receptor blocker (ARB). Sedangkan obat hipertensi dari golongan ACE Inhibitor antara lain: Enalapril, Captopril, dan Lisinopril.
Sementara itu, Organisasi Kardiovaskuler Asean, ASEAN Federation of Cardiovasculer (AFC) menjelaskan bahwa belum ada bukti klinis atau percobaan pada manusia yang menunjukan bahwa penghentian penggunaan obat ACE Inhibitor maupun ARB dapat memicu kejadian akut dan gagal jantung, serta belum terbukti bahwa penggunaan ACE Inhibitor dan ARB dapat memperburuk infeksi Covid-19.
Kemudian 4 organisasi kardiologi terbesar dunia yakni Dewan Masyarakat Kardiologi Eropa (ESC), American College of Cardiology (ACC), American Heart Association (AHC), dan Heart Failure Society of America (HFSA) telah menerbitkan pernyataan bersama yang salah satu intinya menyebutkan bahwa pasien penderita jantung rentan terhadap Covid-19.
Baca Juga: Beri Kejutan Ulang Tahun untuk Mama di Tengah Wabah Corona, Tak Ada Ritual Peluk dan Cium
Mereka sepakat tetap menyarankan penggunaan ACE Inhibitor atau ARBs pada pasien Covid-19 yang memiliki riwayat kardiovaskular, sambil menunggu penelitian dan evaluasi lanjutan.
Selanjutnya, berdasarkan Rekomendasi RAAS Antagonis pada Covid-19 yang merupakan Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia dijelaskan bahwa tidak terdapat bukti ilmiah mengenai keuntungan dan kerugian penggunaan ACE-1 dan ARB pada pasien riwayat kardiovaskular yang terinfeksi Covid-19.
Berdasarkan informasi yang telah dihimpun PikiranRakyat-Tasikmalaya.com, informasi bahwa penggunaan obat hipertensi golongan Sartan akan lebih rentan terserang Covid-19 karena termasuk dalam golongan ACE Inhibitor, adalah tidak benar.
Baca Juga: Soal Pembebasan Napi Korupsi karena Covid-19, Presiden Jokowi: Tak Pernah Dibahas di Rapat
Faktanya, AFC menyatakan penggunaan ACE Inhibitor dan ARB belum terbukti dapat memperburuk infeksi Covid-19, dan penggunaannya tetap disarankan oleh 4 organisasi kardiologi terbesar dunia pada pasien Covid-19 yang memiliki riwayat kardiovaskular sambil menunggu penelitian dan evaluasi lanjutan.
Maka dapat disimpulkan informasi tersebut merupakan hoaks dan masuk ke dalam Misleading Content atau Konten yang Menyesatkan.***