Hoaks Atau Fakta: Benarkah Mantan PM Malaysia Sebut Sekolah Indonesia Terlalu Banyak Belajar Agama?

- 24 November 2020, 14:46 WIB
Dr Mahathir Mohamad.
Dr Mahathir Mohamad. /Paulusstaniunas/Instagram/ @chedetofficial

PR TASIKMALAYA - Beredar komentar Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad terkait pembelajaran di Indonesia.

Pernyataan itu diunggah oleh salah satu pengguna media sosial Facebook, di mana Mahathir menyebut bahwa sekolah Indonesia terlalu banyak belajar agama.

Hal itu menyebabkan Indonesia terlalu tertinggal dalam mempelajari bidang sains.

Baca Juga: Berikut Syarat Untuk Dapatkan BSU Kemendikbud Bagi Guru Honorer

"...Pelan-pelan anak-anak sekolah negeri di Indonesia akan tertinggal dalam penguasaan sains. umurnya habis untuk menghafal ayat-ayat dan doa, belajar soal haram, dosa, bidadari, menghitung pahala, mencari dalil, memikirkan, akerat. Setelah kalah bersaing lalu memusuhi pemerintah dan mendirikan negara syariah sebagai solusi semuanya... (Mahathir Mohammad)," bunyi dari narasi unggahan tersebut.

Namun dikutip dari situs ANTARA, ternyata tak ada satu pun pernyataan dari Mahathir yang menyebut hal seperti itu.

Hanya saja pada tahun 2018 ada pemberitaan dari salah satu media nasional bahwa Mahathir memberi pernyataan soal pengurangan silabus pembelajaran agama di Malaysia.

Baca Juga: Jangan Macam-Macam! Hina Anggota Brimob, Pemuda asal Bogor Terancam Penjara 6 Tahun

Mahathir mengklaim bahwa pembelajaran agama dapat mengurangi kemampuan dalam mata pelajaran lain yang diperlukan untuk mencari pekerjaan.

Jadi, sudah dipastikan bahwa pemberitaan soal pernyataan Mahathir itu adalah hoaks atau berita bohong.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x