PR TASIKMALAYA – Beredar di media sosial Facebook sebuah video yang diklaim berisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tengah memberi instruksi.
Unggahan terkait dibagikan oleh akun bernama @Laki menyebarkan sebuah video yang di dalamnya terdapat klaim “PDIP menyuruh orang untuk membakar bendera PDIP”.
Video berdurasi satu menit tersebut memperlihatkan seorang pria tengah duduk dan diinterogasi oleh beberapa orang lainnya.
Baca Juga: Hoaks atau Fakta: Bill Gates akan Luncurkan Kapsul Implan Manusia untuk Melawan Virus Corona
Hingga kemarin, sebaran akun @Laki telah dibagikan sebanyak satu kali dan mendapat 33 komentar dari pengguna Facebook lainnya.
Ditelusuri oleh tim PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari berbagai sumber, ternyata klaim yang terdapat dalam video tersebut adalah tidak tepat.
Coba melakukan pencarian fakta melalui mesin pencari gambar milik google, diketahui bahwa padanan gambar serupa pernah digunakan oleh beberapa media untuk memberitakan kejadian pada tahun 2018.
Baca Juga: Tak Mau Kalah Saing, Donald Trump Tuduh Iklan Kampanye Milik Joe Biden 'Palsu' dan Penuh Kebohongan
Seperti dijelaskan dalam unggahan keterangan akun Instagram Turnbackhoax, Salah satu media daring Indonesia yang menggunakan padanan gambar serupa dengan judul artikel “Ini Tampang Pelaku Perusak Baliho SBY di Pekanbaru” yang terbit pada 15 Desember 2018.
Mengutip pemberitaan media terkait, dijelaskan bahwa terduga pelaku perusak baliho penyambutan SBY hingga atribut Partai Demokrat di Pekanbaru. Riau telah diamankan oleh pihak berwajib.
Dengan demikian isu video yang diklaim berisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tengah memberi instruksi untuk membakar benderanya sendiri adalah hoaks.
Baca Juga: Beberapa Prediksi Kalender Maya Gagal, Paul Begley Percaya Kiamat akan Terjadi pada 21 Desember 2020
Melihat fakta dari pemberitaan yang ada, dipastikan bahwa klaim pria dalam video tersebut merupakan pelaku pembakar bendera PDIP adalah tidak benar.
Oleh sebab itu, informasi tersebut masuk dalam Misleading Content atau Konten Yang Menyesatkan.
Diharapkan masyarakat lebih teliti lagi ketika mendapatkan informasi demikian yang kebenarannya tidak bisa dipertanggungjawabkan.***