Simak 6 Tips untuk Mengamankan Data Pribadi Agar Tidak Bocor, Salah Satunya Mengubah Sandi

- 21 Mei 2021, 19:10 WIB
7 Langkah untuk Mengamankan Data Pribadi Agar Tidak Bocor, Salah Satunya Mengubah Sandi.
7 Langkah untuk Mengamankan Data Pribadi Agar Tidak Bocor, Salah Satunya Mengubah Sandi. /Pixabay/fancycrave1

PR TASIKMALAYA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengungkapkan adanya dugaan kebocoran data 279 juta BPJS Kesehatan milik penduduk Indonesia.

Dengan kemungkinan data yang kita miliki menjadi salah satu dari kebocoran data yang berjumlah 279 juta itu, maka apa yang harus kita lakukan untuk menanganinya?

Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Fulton Bank, ada enam tips yang bisa dilakukan guna mengamankan data pribadi kita.

Baca Juga: Protokol Kesehatan Wajib Diterapkan, Simak Hal-hal yang Harus Diperhatikan Saat Pelaksanaan SKD CAT BKN 2021

1. Mengubah sandi

Kejadian kebocoran data sudah menjadi hal umum dalam kehidupan modern di mana kita terhubung di dunia pelayanan online.

Karenanya, mengubah kata sandi (password) adalah tindakan tepat yang sebaiknya kita lakukan secara rutin.

Baca Juga: Azriel Hermansyah Bisa Lakukan Ini di Dubai, Ashanty Iri: Sebel Banget...

Selain itu, ubahlah kata sandi menjadi sesuatu yang kuat, aman, dan unik. Anda juga harus memiliki lebih dari satu sandi.

Jangan gunakan sandi yang sama untuk semua akun online Anda.

Secara umum sandi yang kuat setidaknya terdiri dari delapan karakter dengan campuran huruf, angka, dan simbol.

Baca Juga: Ridho Ungkap Kesedihan Saat Ayahanda Tercintanya Tutup Usia: yang Tenang Ya Pa di Sana, Ido Sayang Papa

Anda juga bisa mencoba untuk menggunakan pengelola kata sandi guna membantu menghasilkan dan melacak kata sandi Anda.

2. Mendaftar otentikasi dua faktor

Selain mengubah sandi, Anda bisa mendaftar untuk otentikasi yang dikenal sebagai "2FA" atau "verifikasi dua langkah" jika memungkinkan.

Baca Juga: Cerita Tentang Keguguran yang Dialami Aurel Hermansyah, Atta Halilintar: Istriku adalah Perempuan yang Kuat

Otentikasi dua faktor merupakan lapisan keamanan tambahan untuk login akun yang banyak disediakan oleh layanan seperti Gmail dan Facebook.

Dengan otentikasi dua faktor, akun online Anda akan meminta Anda untuk memasukkan identifikasi tambahan untuk mengakses akun Anda.

Contohnya ialah kode yang dikirim ke ponsel Anda yang berfungsi untuk melindungi akun dari peretas yang hendak mendapatkan email dan kata sandi Anda.

Baca Juga: Perjuangan Kiki Fatmala Keluar Dari Trauma Pernikahan hingga Ingin Menjadi Pelaku Firman Tuhan

Meskipun peretas berhasil mendapatkan email dan kata sandi Anda, mereka tidak akan bisa masuk ke akun Anda tanpa faktor kedua dari verifikasi identitas tersebut.

3. Periksa pembaruan dari perusahaan

Jika data Anda termasuk dalam kasus kebocoran data besar, perusahaan pemegang data akan mengumumkan pembaruan informasi.

Baca Juga: Anda Calon ASN? Simaklah! Ini Penentuan Kelulusan SKD CAT BKN 2021

Mereka juga akan melakukan pemberitahuan secara berkala tentang pemilik data yang identitasnya bocor.

Misalnya, setelah pembobolan data Facebook baru-baru ini, perusahaan secara otomatis akan mengeluarkan pengguna yang akunnya terpengaruh.

Mereka kemudian mengirim pesan kepada pengguna melalui platform tentang apa yang telah terjadi dan apa yang harus dilakukan selanjutnya.

Baca Juga: Tengah Hamil Muda dan Ngidam, Nagita Slavina Minta Makanan Jepang dari Jerome Polin

4. Perhatikan akun dan periksa laporan kredit

Setelah terjadinya pelanggaran data, penting bagi Anda untuk bersikap waspada dan memberi perhatian ekstra pada aktivitas akun Anda.

Tidak terkecuali akun Anda di perusahaan yang mengalami pelanggaran, rekening bank, dan akun keuangan lainnya.

Baca Juga: Bocoran Ikatan Cinta 21 Mei 2021: Andin Mimpi Soal Reyna, Pertanda Aldebaran Harus Buka-bukaan?

Baca laporan kartu kredit Anda dan perhatikan bila ada transaksi yang mencurigakan.

Anda pun bisa mendaftar untuk laporan kredit tahunan untuk memeriksa laporan kredit Anda.

5. Pertimbangkan layanan perlindungan pencurian identitas

Baca Juga: Kiki Fatmala Beberkan Pernah Trauma dengan Pernikahan Sebelum Menikah dengan Christoper

Jika Anda ingin lebih tenang, Anda dapat mempertimbangkan untuk mendaftar layanan perlindungan pencurian identitas.

Namun, layanan ini tidak murah, dan sebenarnya Anda dapat melakukan banyak penanganan sendiri.

Seringkali ketika ada pelanggaran data yang signifikan, perusahaan yang terlibat akan memberi pelanggan yang terkena dampak satu tahun pemantauan kredit gratis.

Baca Juga: Ajak Dukung Palestina Merdeka dari Israel, Maher Zain: Memperkuat, Mendidik, Memboikot!

6. Bekukan kartu kredit Anda

Langkah lain yang dapat Anda ambil, apakah Anda terpengaruh oleh pelanggaran data atau tidak, adalah membekukan kredit Anda.

Tidak ada biaya untuk membekukan kredit Anda, dan ini akan mencegah pembukaan rekening kredit baru atas nama Anda.

Baca Juga: Ajak Dukung Palestina Merdeka dari Israel, Maher Zain: Memperkuat, Mendidik, Memboikot!

Meskipun pencuri identitas memiliki akses ke semua data pribadi Anda, mereka tidak dapat membuka akun baru atas nama Anda jika kredit Anda dibekukan.

Satu-satunya kelemahan dari pembekuan kredit adalah hal itu menghalangi Anda untuk mengajukan kredit baru.

Jadi jangan coba untuk membekukan kartu kredir jika Anda akan membutuhkannya untuk pinjaman mobil, pinjaman rumah, atau rekening kartu kredit baru.

Anda pun dapat membatalkan pembekuan kredit Anda kapan saja.***

Editor: Aghnia Nurfitriani

Sumber: Fulton Bank


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x