PR TASIKMALAYA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ada 1.000 warga dievakuasi menyusul aktivitas Gunung Merapi yang semakin meningkat.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati pada Rabu, 11 November 2020 malam.
Raditya menjelaskan, 1.000 warga yang dievakuasi tersebut berasal dari empat kabupaten, yakni Boyolali, Magelang, Klaten dan Sleman.
Baca Juga: Perjalanan Hubungan Bilateral Indonesia-Mesir, dari Ekonomi hingga Pendidikan
“Mereka yang dievakuasi sebagian besar merupakan kelompok rentan, seperti lanjut usia, anak-anak, balita, ibu hamil, disabilitas dan ibu menyusui,” kata Raditya dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Antara.
Warga dievakuasi ke Kabupaten Magelang dengan total 835 orang, Sleman 203 warga, Boyolali 133 warga, dan Klaten 123 warga.
Mereka tersebar di tempat evakuasi sementara (TES) dan tempat evakuasi akhir (TEA). Raditya pun menjamin kebutuhan makan dan minum para warga terpenuhi.
Baca Juga: Babak Baru Kasus Pencemaran Nama Baik, Henry Yosodingrat Minta Rizieq Diproses Hukum
Para sukarelawan di lokasi evakuasi terus membantu untuk menyediakan kebutuhan pokok seperti sayuran, kemudian memasak makanan di dapur umum atau pun di mobil dapur lapangan.
Pos pendukung di tempat penampungan juga selalu siap untuk memberikan pelayanan seperti pos kesehatan yang siaga 24 jam.
"Pihak pemerintah desa menyiapkan tidak hanya tempat, tetapi tenaga serta pelayanan kepada para warga yang harus dievakuasi.
Baca Juga: Temui Habib Rizieq, PKS Nyatakan Dukung Semangat Revolusi Akhlak