Pada 1953, ia mendirikan sebuah organisasi pembebasan Irian Barat di Makasar yang disebut GTRIB.
Pada sidang Dewan Nasional 1957, Rumagesan juga menyerukan Irian Barat harus kembali ke Indonesia.
Organisasi yang dipimpinnya tersebut kala itu meminta Pemerintah Indonesia untuk membentuk pemerintah lokal di Papua yang dipimpin orang asli Papua.
Baca Juga: Singgung Kebijakan Joe Biden, Menperin: Percaya Indonesia Penting di Mata Amerika
Hal itu dimaksud sebagai bagian dari Indonesia untuk menentang Belanda yang masih menjajah Tanah Papua pasca-kemerdekaan Indonesia 1945.
Pada 1 Maret 1946, ia kembali menentang Belanda yang kembali ke Tanah Air setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan.
Pada saat itu, tokoh asal Papua tersebut menurunkan bendera Belanda yang dikibarkan di bumi pertiwi sebagai bentuk penolakan.
Baca Juga: Bantah Beri Uang pada Pinangki, Djoko Tjandra: Itu Uang Herriyadi, Saya Minta Talangin Dulu
Bahkan, ia telah berencana memulai kembali pergerakan dengan menentang Belanda. Pada saat itu, ia juga telah mengumpulkan puluhan pucuk senjata api untuk mengusir Belanda.
Namun, sayangnya rencana raja dari Tanah Mutiara Hitam itu diketahui musuh sehingga ia kembali mendekam di penjara.