Hal ini terjadi karena menurutnya, Indonesia masih termasuk wilayah yang aman meskipun tetap terjadi peningkatan suhu di beberapa wilayah.
"Fenomena udara yang terjadi di Indonesia belakangan, jika ditinjau secara mendalam dengan dua penjelasan di atas secara karakteristik fenomena maupun secara indikator statistik pengamatan suhu, tidak termasuk ke dalam kategori gelombang panas, karena tidak memenuhi kondisi-kondisi tersebut," ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa peningkatan suhu di Indonesia ini tidak sama halnya dengan apa yang terjadi pada beberapa negara di Asia.
Meskipun begitu, Dwikora Karnawati tetap menegaskan kepada seluruh masyarakat untuk tetap terus meningkatkan kewaspadaan.
Baca Juga: Tundukan Cadiz 3-0, Langkah Real Madrid Raih Gelar Juara LaLiga Semakin Dekat
Seperti lebih meminimalisir kegiatan di bawah paparan sinar matahari pukul 10.00 WIB hingga 16.00 WIB, serta terus membiasakan diri untuk menggunakan tabir surya SPF minimal 30+ demi melindungi kulit.
Di sisi lain, peningkatan gelombang panas yang terjadi pada beberapa negara di Asia ini memang disebabkan oleh beberapa hal.
World Meteorological Organization (WMO) menjelaskan bahwa peningkatan ini bisa terjadi karena adanya laju percepatan indikator iklim, gelombang panas laut, hingga efek dari gas rumah kaca.
Alasan tersebut akhirnya mempengaruhi suhu udara dan lautan di Bumi, hingga merubah pola cuaca, siklus air, yang akhirnya menyebabkan cuaca ekstrem tersebut terjadi.***