Perubahan Iklim jadi Fakto Meningkatnya Kasus DBD

- 23 April 2024, 08:40 WIB
Ilustrasi DBD atau Demam Berdarah Dengue.
Ilustrasi DBD atau Demam Berdarah Dengue. /mikadago/pixabay

PR TASIKMALAYA - Kasus Demam Berdarah Dengue atau DBD belakangan ini meningkat di beberapa daerah. Perubahan iklim menjadi salah satu faktu yang membuat kasus DBD meningkat.

Hal tersebut dibeberkan oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Mneular Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Imran Pambudi.

Meningkatnya kasus DBD karena perubahan iklim pada 2024 ini harus segera ditangani. Imran mengatakan jika sistem diagnosis Dengue perlu ditingkatkan.

Diagnosis untuk mengetahui penyakit yang bersifat zoonosis dan yang dapat disebabkan oleh lingkungan. Melakukan deteksi dini seperti rapid test misalnya perlu didistribusikan di fasilitas kesehatan.

Baca Juga: Waspada, 6 Gejala Bayi Terkena DBD yang Harus Diperhatikan

Pasalnya, Dengue memiliki konsekuensi yang parah apabila kasus DBD telat ditangani. Selain itu, ia pun mengungkapkan gejala DBD yang ditimbulkan sudah tidak lagi berupa gejala klasik.

Sekitar 50 persen kasus DBD tidak memiliki gejala apapun dan ia mengimbau masyarakat Indonesia untuk lebih waspada.

Sebagai salah satu upayanya, ia mengatakan jika perlu adanya sistem yang sensitif untuk mendeteksi penyakit tersebut. Sistem tersebut harus bisa mendeteksi penyakit yang ditularkan dari binatang maupun karenan lingkungan termasuk perubahan iklim.

"Perubahan iklum tak hanya membebani pelayanan kesehatan, karena membuat kasus semakin naik dan naik, tetapi kami juga menimbang bahwa perubahan iklim akan membebani sistem kesehatan, sebagai contoh, kekeringan," ungkapnya dikutip dari ANTARA.

Halaman:

Editor: Thytha Surya Swastika

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x